Akhirnya! Ketua Panitia SEC Mei Sulistyoningsih Berikan Kronologi Lengkap Batalnya Kegiatan 

Ketua Panitia SEC Mei Sulistyoningsih Mau Terbuka Dan Memberikan Penjelasan Tentang Kronologi Batalnya Kegiatan. Istimewa
Ketua Panitia SEC Mei Sulistyoningsih Mau Terbuka Dan Memberikan Penjelasan Tentang Kronologi Batalnya Kegiatan. Istimewa

Semarang - Ketua Panitia Penyelenggaraan Lomba dalam acara Semarang Economy Creative (SEC) Mei Sulistyoningsih, akhirnya mau terbuka memberikan penjelasan terkait batalnya kegiatan. 


Dosen di Universitas PGRI Semarang (Upgris) itu dalam sebuah podcast menyampaikan pihaknya mengakui kepanitiaan awal SEC terbentuk karena kesepakatan bersama dengan pengurus Dewan Pimpinan Cabang Asosiasi Pengusaha Mikro Kecil dan Menengah Indonesia (DPC APMIKIMMDO) Kota Semarang. Namun, setelah berjalan, dari pihak yang telah sepakat bekerjasama itu ada yang memutuskan mundur, keluar. 

Kemudian Mei juga menjelaskan tentang permasalahan hukum yang terjadi saat ini dan menyalahkan penyelenggara acara, sebenarnya pihaknya sudah mempertimbangkan berbagai hal namun sudah terlanjur terlambat. 

"Saya tidak tergesa-gesa untuk menjawab, ya mungkin di era digital saat ini jika langsung menjawab kayaknya bagus ya. Jadi, saya pahami dulu benang merahnya dan baru muncul memberi penjelasan. Dan saya juga baru tau ini, kalau ternyata di dalam Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) itu ada perubahan. Agar saya tidak menyerang pribadi orang melalui publikasi di media massa. 'Kan artinya, saya harus lewat proses dulu. Tidak ke kepolisian, tetapi ke Dewan Pers. 'Kan sudah terlanjur," ungkap Mei, dalam sebuah podcast beritajateng.tv

Mei juga berbicara banyak tentang izin acara. Terkait izin menjelaskan, sudah diserahkan pihak panitia pengurus ke Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah, tetapi dari sana, kemudian ada perintah didisposisikan ke Dinas Komunikasi dan Informatika (Dinkominfo) Jawa Tengah. 

"Kalau infonya Pak Ariyanto, 'kan izin acara diurus ke Pak Agung. Tapi, ternyata sudah sampai ke Bu Ita. Nah karena tahu itu, akhirnya di tanggal 30 November dia keluar grup (whatsapp-red). Ternyata setelah itu, dia sepertinya gerilya karena sakit hati. Dan menghubungi pihak Taman Indonesia Kaya (TIK) secara lisan, agar izin SEC dibatalkan," terang Mei Sulistyoningsih. 

Meski dirinya merasa tak menyalahkan panitia inti di dalam penyelenggaraan acara, yaitu Wasidarono dan Putri Hanna, Mei memberikan klarifikasi, pihaknya mengaku sedikit kecewa karena pada saat terjadi upaya mediasi bersama Pemprov justru mereka tidak kooperatif menyampaikan hal-hal yang menjadi tugas panitia. 

Menurut Mei, sebagai pengurus di dalam kepanitiaan, dirinya menyinggung Wasi dan putrinya itu seharusnya aktif membantu dirinya, yang saat itu dalam kondisi terdesak sewaktu memberikan penjelasan konsep penyelenggaraan ke pihak pemerintah. 

"Semuanya sudah disiapkan panitia, baik hadiah, piala dan lain-lain sudah ada. Saya sangat kecewa acara sampai tidak sukses, lah makanya saya heran, kok bisa-bisanya saya tidak ada di lokasi. Padahal, itu tadi keputusan saya sampaikan di dalam forum dan disaksikan dari pihak pemerintah," jelas Mei. 

Di dalam mediasi Pemprov, Mei juga mempersoalkan penjelasan yang disampaikan pihak mewakili pemerintah. Dirinya menilai, segala pembicaraan yang dijelaskan ke para peserta itu justru berlawanan dan sepenuhnya beranggapan kesalahan ada pada panitia penyelenggara. Pihaknya khawatir jika dijadikan bahan provokasi. 

"Surat perizinan 'kan juga sudah saya jelaskan telah masuk dan didisposisikan. 'Kan itu sama dengan tidak ditolak oleh pihak Gubernuran, tetapi didisposisikan dengan satu dan lain alasan. Itulah akhirnya kita urusnya ke Dinas Komunikasi dan Informatika (Dinkominfo). Malah akhirnya menyampaikan ada surat yang tanggal 17 Desember. Nah, blundernya ada di Bu Woro. Padahal di dalam penyelenggaraan lomba, kita juga mendapatkan dukungan dari Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Jateng. Tetapi akhirnya, opini Bu Woro yang tidak tepat itu menjadi awal mula provokasi terbentuk," penjelasan Mei memberikan klarifikasi.