Komunitas Rumah Kita (Koruki) Demak bersama PWI Demak dan Forum Wartawan Online Demak (Forwonede) mempertemukan aktivis senior berbagai organisasi terkenal di kalangan mahasiswa di Rumah Kebangsaan Perum Nusa Indah Permai Demak, Senin (7/6).
- Namanya Dicatut Di Medsos, Ketua DPRD Batang Pilih Santai
- Satpol PP Kota Semarang Tertibkan Puluhan PKL Liar di Johar Kanjengan
- Bupati Demak Sambut Ratusan Pemudik Ibukota di Pendopo
Baca Juga
Komunitas Rumah Kita (Koruki) Demak bersama PWI Demak dan Forum Wartawan Online Demak (Forwonede) mempertemukan aktivis senior berbagai organisasi terkenal di kalangan mahasiswa di Rumah Kebangsaan Perum Nusa Indah Permai Demak, Senin (7/6).
Para aktivis gaek yang kemudian kembali bersatu dalam ikatan atau alumni yang turut hadir yakni Persatuan Alumni (PA) GMNI, KAHMI, IKA PMII maupun organisasi masyarakat lain yang ingin ikut andil dalam bincang bincang bertema 'Demak Berdikari, Dulu, Kini dan Nanti.'
Sementara para aktivis kampus yang masih aktif di kampus kampus pun tak mau ketinggalan ikut bertatap muka dengan para pendahulu mereka.
Secara rutin Koruki memang menggelar berbagai kegiatan baik berupa diskusi, pertunjukan maupun sosialisasi berbagai bidang yang diberi label 'Purnama di Koruki'.
Acara Purmana di Koruki#5 yang dikemas secara santai tapi serius tersebut ternyata mendapat respon positif dari peserta maupun pemirsa yang mengikuti diskusi melalui tayangan langsung di media sosial.
Tema yang diusung rupanya menjadi salah satu daya tarik tersendiri. Baik narasumber maupun peserta asyik bernostalgia dalam paparan serta dengar pendapat tentang Demak tempo dulu, situasi kondisi Demak di masa kini serta harapan dan strategi menuju Demak berdikari di masa depan.
Dipandu oleh moderator Wawan Sokhib Rondi (praktisi pendidikan di Universitas Muhammadiyah Kudus), paparan oleh narasumber Mulyani M Noor (Ketua IKA PMII Demak ), Kaneko Gati Wacono (PA GMNI Demak) dan Fathan Eko Proyo (KAHMI Demak) berlangsung gayeng dengan perdebatan perdebatan kecil yang mendebarkan namun tak membuat keruh suasana.
Mulyani M Noor, memaparkan bahwa jika Demak ingin berdikari maka harus hidup berdaulat, tidak dipengaruhi oleh pihak lain dan tidak terpengaruh oleh kelompok tertentu. Berdikari dalam hal kesejahteraan, jangan sampai ada salah satu pihak yang diuntungkan.
"Tinggal berdikari seperti apa yang kita harapkan untuk Demak. Omong kosong bisa berdikari jika tidak berdaulat. Kalau ingin Demak menemukan identitas, maka kita harus berdaulat," kata Mulyani.
Sementara Fathan Eko Proyo menguak nostalgia masa masa aktifnya sebagai aktivis kampus yang rajin menyambangi pendopo kabupaten untuk menyampaikan aspirasi secara langsung kepada bupati maupun personal yang ditunjuk untuk menampung ide gagasan dari masyarakat.
"Di masa Bupati Endang, saya memberikan ide untuk mengembangkan pengolahan terasi dan kerupuk. Tetapi perda yang keluar malah tentang pembuatan roti," ungkapnya sembari tergelak.
Menurutnya, Sumber Daya Alam (SDA) utama di Demak adalah hasil laut yang melimpah. Ia mencetuskan gagasan tersebut supaya masyarakat lebih terarah dalam mengembangkan SDA yang sudah tersedia.
Selanjutnya Kaneko Gati Wacono membahas tentang Usaha Mikro Kecil Menengah ( UMKM) mulai dari perizinan hingga pemasaran. Serta produk unggulan UMKM yang bisa diangkat ke tingkat nasional sehingga menjadi identitas Demak.
Tanggapan peserta sangat beragam, tetapi rata rata adalah memberikan komentar maupun ide dari sudut pandang masing masing. Bagi peserta yang mayoritas laki laki tersebut, membahas tentang Demak tak lepas dari sejarahnya. Maka perlu ada kajian tentang sejarah perkembangan Islam di Demak.
Anis salah satu peserta mengungkapkan bahwa seandainya Demak punya dermaga sendiri maka kemungkinan bisa menjadi salah satu alternatif perkembangan industri di daerah pesisir.
"Pertemuan ini baru simulasi. Tema tema besar ini, masih perlu dibahas dalam agenda semacam ini, hanya saja dengan mengusung tema yang lebih spesifik," harapnya.
Kusfitria Marstyasih, Founder Koruki Demak selaku fasilitator acara menyatakan bahwa Purmana Koruki #5 ini sengaja mempertemukan para aktivis gaek yang dipandang sudah makan asam garam kehidupan di Kota Wali.
Ia berharap para aktivis ini menjadi pelopor ide ide bagi kemajuan pembangunan di berbagai sektor di Demak sekaligus kontrol bagi pemerintah daerah agar tetap mempertahankan kedaulatan tanpa intervensi dari berbagai pihak yang mencari keuntungan pribadi atau golongan.
"Koruki siap sebagai 'medan Kurusetra' bagi kawan kawan aktivis yang akan melanjutkan 'perang' bagi Demak berdikari," ucap perempuan yang biasa dipanggil Pipiet ini.
- Polrestabes Semarang Jadikan Knalpot Brong Besi Rosokan untuk Donasi Sosial
- Delapan Kecamatan di Kota Semarang Terdampak El Nino Didrop Air Bersih
- UMKM Menjadi Penopang Pemulihan Ekonomi Semarang Pasca Pandemi