Wacana memblokir Facebook di Indonesia mulai terdengar setelah kabar kebocoran data satu juta pengguna Indonesia ke pihak Cambridge Analytica.
- PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Kembalikan Raja Kepada Mereka Yang Berdarah Raja
- Selalu Dikawal Cakada, Hendrar Prihadi: Agar Bisa Lihat Permasalahan Dihadapi Masyarakat
- Silaturahmi Ulama di Ponpes, Sandiaga Uno Jalani Masa Orientasi Masuk PPP
Baca Juga
Dari 80 juta data pengguna yang diduga bocor di berbagai negara, Indonesia termasuk salah satu yang jumlah kebocorannya paling besar. Angka satu juta data pengguna sendiri berasal dari keterangan Facebook.
Menanggapi itu, Anggota Komisi I DPR RI, Charles Honoris, mengatakan, Kementerian Komunikasi dan Informatika punya diskresi untuk memblokir situs internet yang dianggap merugikan masyarakat, termasuk Facebook. Tapi, baginya tuntutan memblokir Faceboook belum layak direalisasikan.
Pendapatnya didasari banyaknya manfaat situs jejaring sosial tersebut bagi masyarakat.
"Kami (DPR) tidak mau gegabah untuk menutup akses Facebook, karena manfaatnya saat ini masih banyak dirasakan masyarakat," ujar Charles kepada wartawan di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin (9/4) seperti dikutip Kantor Berita Politik RMOL
Anggota Fraksi PDIP ini berpendapat, banyak masyarakat menggantungkan bisnisnya pada Facebook. Sebagian besar bisnis e-commerce (perdagangan elektronik) masih mengandalkan Facebook.
"Ini manfaat Facebook, cuma kami ingin kejadian seperti kemarin tidak terulang," kata Charles.
- Menakar Peluang Paslon di Pilkada Kudus, Dua Pengamat Politik Berikan Respon Mengejutkan
- Temui Masyarakat Desa Di Kendal, Muqowam Serap Aspirasi Pelaksanaan Undang Undang Desa
- Rekonstruksi Budaya Politik Cagub