Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Tengah mencatat angka kecelakaan lalu lintas yang melibatkan kendaraan angkutan penumpang dan barang cukup tinggi. Kasus kecelakaan terjadi kebanyakan diakibatkan faktor kendaraan tidak layak beroperasi, dan human error serta kesalahan pengemudi.
- Anggota TNI-Polri Bermain Gamelan Saat Pembukaan TMMD Ke-124 Di Desa Kecapi
- Wawalkot Tegal Buka TMMD Sengkuyung Tahap II TA 2025
- Program Lumbung Pangan Baznas Dorong Kemandirian Petani Purbalingga
Baca Juga
Pelaksana Harian (Plh), Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) Provinsi Jawa Tengah Erry Derima Ryanto mengatakan bahwa untuk mengurangi kecelakaan perusahaan armada perlu menerapkan sistem manajemen keselamatan.
Erry berharap manajemen keselamatan diterapkan agar dapat memahami risiko dan bahaya yang akan terjadi selama perjalanan dari tempat asal ke lokasi tujuan.
"Angka kecelakaan di Jawa Tengah masih cukup tinggi, kami berharap korban fatalitas kecelakaan berkurang. Kementerian Perhubungan sudah melakukan berbagai pelatihan untuk pembinaan, pengawasan, dan penilaian sistem manajemen keselamatan. Sudah banyak juga saat ini diterapkan perusahaan-perusahaan angkutan besar," kata Erry, Rabu (28/02).
Erry mengharapkan, perusahaan angkutan diharapkan bisa menerapkan manajemen keselamatan untuk armada penumpang mau pun barang.
Regulasi dasar hukum dan implementasi manajemen keselamatan tergantung teknis operasional perusahaan masing-masing.
Manajemen keselamatan perusahaan angkutan sangat penting, Erry menegaskan, sehingga perlu ke depannya menyeluruh diterapkan bagi perusahaan angkutan umum dan transportasi logistik yang beroperasi di Jawa Tengah. Hal ini agar keselamatan operasional menjadi prioritas di dalam manajemen pengelolaan demi mengurangi risiko kecelakaan lalu lintas.
"Kita harapkan dampak kerugian kecelakaan bisa dikurangi. Berdasarkan hasil investigasi KNKT, penyebab kecelakaan paling banyak dikarenakan gagal pengereman, kelalaian pengemudi, dan faktor human error," ujar Erry.
Dia yakin bahwa dengan sistem manajemen keselamatan, perusahaan bisa mengoptimalkan manajemen risiko kecelakaan sejak aspek teknis kelayakan kendaraan, serta dari sisi pengelolaan, termasuk dalam hal edukasi terhadap pengemudi terkait pentingnya keselamatan berlalu lintas.
"Kementerian Perhubungan juga terus melakukan asesmen terhadap perusahaan agar menyusun manajemen keselamatan di perusahaannya," terang Erry.
- Empat Bulan, Bulog Pati Mampu Membuat Serap 33.400 Ton Beras Petani
- Damkar Purworejo Gesit Tangani Kebakaran Rumah Di Bajangrejo, Kerugian Capai Rp50 Juta
- Anggota TNI-Polri Bermain Gamelan Saat Pembukaan TMMD Ke-124 Di Desa Kecapi