Empat Bulan, Bulog Pati Mampu Membuat Serap 33.400 Ton Beras Petani

Tim Bulog Di Pati Yang Tengah Melakukan Pembelian Gabah Petani. Yon Daryono/RMOLJawaTengah
Tim Bulog Di Pati Yang Tengah Melakukan Pembelian Gabah Petani. Yon Daryono/RMOLJawaTengah

Pati - Hanya dalam 4 (empat) bulan, periode Januari-April 2025, Badan Logistik (Bulog) Kantor Cabang (Kancab) Pati telah mampu menyerap beras dan gabah kering giling petani di wilayah eks Karesidenan Pati sebanyak 33,500 ton. Serapan sebanyak itu terdiri beras medium 23.000 ton dan gabah kering giling 20.500 ton.

Rinciannya, pada Januari mampu menyerap 340 ton beras, Februari 5.000 ton, Maret 10.600 ton dan April 16, 1.000 ton beras. Ini artinya serapan itu telah mencapai 36,7% dari target tahun ini, yaitu 87.600 ton.

Bulog juga memastikan proses penyerapan dilakukan secara transparan dan efisien melalui Tim Jemput Gabah yang dibantu tenaga Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) dan Babinsa di lapangan.

Kepala Bulog Kancab Pati, Nur Hardiansyah mengaku penyerapan beras ini sejalan dengan arahan pemerintah pusat untuk memastikan petani memperoleh harga yang layak atas hasil panennya.

”Kami ingin memastikan petani tersenyum karena hasil panennya diserap dengan harga yang baik. Harga Rp6.500/kg untuk gabah kering panen ini merupakan amanah pemerintah, dengan begitu diharapkan seluruh petani eks-Karesidenan Pati lebih semangat, bercocok tanam padi,” ujar Nur Hardiansyah.

Untuk menyimpan hasil produksi petani tersebut, Perum Bulog Kancab Pati telah menambah Gudang Filial sebanyak 28 gudang dengan kapasitas total 50.900 ton yang tersebar se-Karesidenan Pati

Dengan langkah ini, Bulog berharap dapat menjaga stabilitas harga beras di pasaran sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani sebagai ujung tombak ketahanan pangan nasional.

Sementara itu, petani se-Karesidenan Pati menyambut baik langkah ini. Salah satu petani di Pati, Supardi, dan Sumiran petani asal Rembang mengaku sangat senang dengan pembelian gabah dan beras oleh Bulog Pati.

”Biasanya kami sulit menjual dengan harga tinggi, tapi sekarang dengan harga dari Pemerintah dan Bulog siap membeli, kami bisa menutupi biaya produksi dan bahkan ada lebihnya,” ungkap Supardi dan Sumiran.

Dengan langkah ini, Bulog berharap dapat menjaga stabilitas harga beras di pasaran sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani sebagai ujung tombak ketahanan pangan nasional.

Hamparan Padi Walik Dami Di Desa Sidomulyo, Kecamatan Kaliori, Rembang. Yon Daryono/RMOLJawaTengah