Annual Show Susan Budihardjo Semarang, Tampilkan Karya Fashion Buatan Murid Untuk Wisudah

Peragaan Tahunan (Annual Show) LPTB Susan Budihardjo Semarang Menampilkan Karya Buatan Siswanya Untuk Acara Wisuda. Dicky A Wijaya/RMOLJawaTengah
Peragaan Tahunan (Annual Show) LPTB Susan Budihardjo Semarang Menampilkan Karya Buatan Siswanya Untuk Acara Wisuda. Dicky A Wijaya/RMOLJawaTengah

Peragaan Tahunan (Annual Show) syarat kelulusan atau wisuda (graduation) murid Lembaga Pengajaran Tata Busana (LPTB) Susan Budihardjo Semarang diselenggarakan di Legacy Convention Hall, Minggu (23/06). Pameran busana buatan 15 murid dalam peragaan busana ini menampilkan sebanyak tiga karya. 


Tema annual show ini Synkr.on berasal dari kata sinkronisasi. Acara ini setiap tahun juga digelar di setiap sekolah cabang. 

Pendiri LPTB, Susan Budihardjo, menjelaskan acara tahunan yang digelar memiliki tema berbeda setiap tahun. Tahun 2024 ini bertema sinkron. Desain karya dan konsep pameran busana dibuat juga sesuai tren fashion lifestyle masa kini. 

"Tema besar setiap tahun berbeda, dan para peserta didik membuat karya untuk graduation. Tema tahun ini adalah sinkron. Kita harapkan anak-anak sekarang lifestylenya bisa sinkron dengan pergaulan masa kini," terang Susan, dalam konferensi pers dari peragaan ini. 

Peragaan tahunan adalah syarat wisata dan ini juga demi mempersiapkan murid-murid setelah lulus agar bisa langsung mengembangkan ilmunya di dunia mode. 

Di setiap cabang sekolah Susan Budihardjo masing-masing kota dalam peragaan tahunan ini menampilkan ciri khas berbeda dalam pemilihan warna komposisi desain karya.

Khusus di Semarang, tema dipilih juga untuk mengembangkan karya denim, sesuai minat fashion di pasar mode. 

"Sinkron diambil dari lifestyle generasi sekarang. Untuk berkarya mereka sebenarnya bergerak di bidang mode. Cuma saya masih belum puas dan ingin anak-anak lebih kreatif. Tetapi, tidak masalah karena mereka masih pemula dan bisa mengembangkan skillnya (ketrampilan-red) di dunia mode," jelas Susan.

Karya hasil buatan anak-anak nantinya bisa siap dilepas ke pasar untuk dijual sendiri, terlebih mereka juga telah mendapatkan materi pemasaran (marketing). 

"Terserah mereka akan dilepas kemana karena mereka juga telah belajar marketing (pemasaran-red) Jadi, memang sudah diberikan tempat untuk berkarya dan berbisnis dalam mempromosikan produk karya hasil Annual Show," kata Susan. 

"Market setelah berkembang juga kita harapkan bisa menembus pasar internasional. Yang penting setiap karya dihasilkan sudah memiliki karakter sendiri. Jadi, trendsetter dimiliki bisa dikembangkan sebagai suatu ciri dan nilai jualnya bisa bersaing tanpa meniru produk fashion lainnya," tambah Susan. 

Ketua Panitia Annual Show, Rafa Nugroho, mengatakan Annual Show ini merupakan puncaknya untuk menampilkan hasil karya siswa dan siswi. Dan tahun ini proyek hasil kerja sama YPP atau sekolah cabang dari seluruh Indonesia. 

"Jadi, anak-anak ujian menampilkan karya fashion buatannya. Di Semarang ini kita tampilkan dari sekolah YPP Susan Budihardjo Semarang dan Jakarta," kata Rafa.