Menyikapi tingkat keterisian tempat tidur di rumah sakit rujukan yang hampir penuh, Satuan Tugas Penanganan Covid-19 meminta masyarakat ikut aktif membuat langkah antisipasi.
- Warga Kudus Dihantui Ancaman Stroke, Penyebab Kematian Terbesar di Kota Kretek
- Wabah PMK, Satpol PP Salatiga Awasi Penyembelihan Hewan di RPH
- Lomba Poster Gempur Rokok Ilegal 2024 Berhadiah Uang Puluhan Juta
Baca Juga
Jurubicara Satgas Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito menerangkan, langkah antisipatif keterbatasan tempat tidur isolasi di RS rujukan Covid-19 penting dilakukan untuk bisa memastikan perawatan pasien yang positif.
Misalnya, terkait dengan manajemen distribusi pasien positif Covid-19 yang ditentukan berdasarkan gejala, agar keterisian di RS rujukan tidak sampai penuh.
"Tidak semua pasien Covid-19 harus ke rumah sakit untuk mendapat penanganan lanjut. Pasien dengan gejala berat dan sedang yang berhak didahulukan untuk mendapatkan penanganan, baik isolasi maupun perawatan intensif di rumah sakit," ujar Wiku, Kamis (24/6).
Mengacu pada data global dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Wiku menuturkan bahwa pasien Covid-19 bergejala ringan dan sedang memiliki persentase yang sama, yaitu masing-masing 40 persen. Sehingga, dalam hal manajemen distribusi pasien Covid-19 yang efektif, mereka bisa melakukan isolasi mandiri di rumah atau tempat tinggal.
Dalam hal ini, menurut Wiku, peran serta masyarakat dalam mengantisipasi lonjakan keterisian tepat tidur di RS Rujukan, akibat tambahan pasien baru, penting dibangun.
"Pemerintah mendukung upaya ini dengan catatan masyarakat berkomitmen menjalankan prosedur isolasi mandiri dengan baik di bawah pengawasan puskesmas yang merupakan bagian dari posko," tuturnya, seperti dilansir Kantor Berita Politik RMOL.
Terkait angka kasus positif baru yang terus menanjak cukup tinggi, Wiku meminta masyarakat agar tidak panik dalam menyikapinya, dan tidak buru-buru ke rumah sakit bila mendapati hasil tes PCR yang mereka lakukan positif.
Wiku menyarankan kepada masyarakat yang hasil tesnya positif agar memaksimalkan dahulu sumber daya masyarakat dengan upaya preventif optimal melalui posko.
"Bila rasio tenaga kesehatan untuk mengawasi jumlah masyarakat yang melakukan isolasi mandiri secara terpusat belum mencukupi, maka relawan kesehatan harus ditambah untuk memastikan pelayanan yang prima.," tuturnya.
"Tindakan bijak kolektif ini dapat membantu mengurangi beban fasilitas kesehatan sekaligus tenaga kesehatan yang senantiasa mencurahkan tenaganya untuk menyelamatkan banyak nyawa," tandas Wiku.
- Tingkatkan Kepercayaan Pasien, RSWN Buka Layanan Homecare
- Dewan Minta Gubernur Jateng Tidak Lengah Urus Ketersediaan Oksigen
- Ikut Vaksin Booster, Dapat Minyak Goreng Gratis