Babad Wanamarta Mengirimkan Pesan Luhur Tentang Hari Jadi Kota Magelang

Pagelaran Wayang Kulit Dengan Dalang Mas Lurah Ki Cermo Kartiko Sri Mulyono Membeber Lakon Pandawa Babat Wanamarta Di Peringatan Hari Jadi Kota Magelang Ke-1.138, Minggu (05/05) Malam. Istimewa
Pagelaran Wayang Kulit Dengan Dalang Mas Lurah Ki Cermo Kartiko Sri Mulyono Membeber Lakon Pandawa Babat Wanamarta Di Peringatan Hari Jadi Kota Magelang Ke-1.138, Minggu (05/05) Malam. Istimewa

Pagelaran Wayang Kulit dengan Dalang Mas Lurah Ki Cermo Kartiko Sri Mulyono membeber Lakon Pandawa Babat Wanamarta untuk melakukan Peringatan Hari Jadi Kota Magelang Ke-1.138, Minggu (05/05) Malam.


Menurut Wakil Wali Kota Magelang, KHM Mansyur pagelaran wayang kulit bagus karena mengandung budaya leluhur yang patut dilestarikan.

"Ada muatan-muatan yang perlu disampaikan kepada masyarakat luas, terutama generasi muda," katanya, Senin (06/05).

Menurut Prasasti Mantyasih, daerah ini merupakan cikal bakal Kota Magelang. Dahulu kala kawasan ini berupa tanah perdikan dari Kerajaan Medang. Kemudian dibangun bersama masyarakat dengan guyub rukun.

Kiai Mansyur berharap, momen perayaan hari jadi Kota Magelang pada 2024 ini dapat menjadi motivasi bersama agar seluruh elemen pemerintah dan masyarakat bergotong-royong membangun Kota Magelang agar maju, sehat dan bahagia.

Dalam pentas wayang kulit di pendapa Mantyasih, Kampung Meteseh, malam itu, Dalang Mas Lurah Ki Cermo Kartiko Sri Mulyono membeber lakon Pandawa Babat Wanamarta.

Babad Wanamarta bertutur mengenai kisah Pandawa dan ibunya, Dewi Kunti Talibrata, terusir dari Kerajaan Hastinapura karena kelicikan Patih Sengkuni. 

Sebenarnya, Kerajaan Hastinapura merupakan hak waris Pandawa. Oleh Sengkuni, Pandawa diberi wilayah Alas Mertani yakni hutan rimba yang dihuni para jin dan binatang buas.

Hal itu memang segaja diskenariokan oleh Sengkuni dengan maksud Pandawa tewas menemui ajal diserang jin dan hewan buas.

Namun, Pandawa yang sabar dilandasi darma yang tinggi menerima keputusan tersebut. Mereka pun meninggalkan Kerajaan Hastinapura dan dipimpin Raden Werkudara, berjalan menuju Wana (Hutan) Mertani.

Dengan tekun, sabar dan bekerja keras menghadapi berbagai rintangan, gotong royong dan intens berkomunikasi dengan penguasa Wanamarta, Pandawa berhasil menguasai kawasan hutan rimba tersebut.

Berkat restu dari para dewa, Pandawa berhasil membangun Wanamarta menjadi kerajaan yang adil makmur, gemah ripah loh jinawi di bawah pimpinan Sang Raja, Prabu Yudistira.