Puluhan emak-emak menggeruduk balai desa Rembun, kecamatan Siwalan, kabupaten Pekalongan. Mereka berdemonstrasi tentang pembagian bantuan sosial (bansos) yang salah sasaran.
- 2 Tahun Lahan Tergenang Air, Petani Rawa Pening Mengadu ke DPRD
- Keliling Pasar, Kapolres Batang Bantu Buruh Angkut Dengan Paket Sembako
- PWRI Kecamatan Kradenan Kobarkan Semangat Akrobatik, Loyalitas dan Ikhlas Mengabdi
Baca Juga
Lokasi balai desa tepat di jalur Pantura Pekalongan-Pemalang.
Para emak yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Rembun Meningkatkan Taraf Hidup itu membentangkan sejumlah poster bertuliskan protes. Ada yang bertuliskan 'Mending aku dasteran suwek timbang Kowe numpan duwe PCX PkH mok delepi'.
Artinya lebih baik aku pakai daster sobek daripada kamu naik PCX tapi PKH kamu tilep. Lalu ada juga sindiran 'Kowe Sneneng Aku Yo Podo pingin Seneng Ra' (kamu senang, aku juga ingin senang juga).
"Tidak adil, masak orang yang punya tiga hingga empat sepeda motor dapat Bantuan Langsung Tunai (BLT)," kata Nur Faizah (55) di depan balai desa, Senin (24/1).
Ia mengatakan banyak bantuan yang tidak tepat sasaran. Bahkan warga yang kategori mampu masuk program bantuan pemerintah semisal Program Keluarga Harapan (PKH) hingga BLT.
Warga lainnya, Maryati (52), juga tampak emosi. Ia mengatakan, banyak yang lebih membutuhkan justru tidak dapat.
"Alasannya data dari pusat, jadi kalau mau ngusulkan bagaimana," tuturnya.
Tidak hanya itu, ada dugaan perangkat desa yang juga menerima program bansos pemerintah. Hal itu turut menambah emosi para warga.
Tunutan para emak agar penerima bansos kategori mampu untuk mundur. Lalu, penyaluran bansos harus sesuai sasaran.
Hingga berita ini diturunkan, perwakilan warga masih bermediasi dengan pihak kelurahan, kecamatan dan Polsek.
- Tahun 2025 Salatiga Targetkan Penurunan Kemiskinan 4.86 Persen
- 132 Siswa Jalani Seleksi Paskibraka Kota Pekalongan Tahun 2024
- Gantikan Ganjar, Sekda Ngontel dari Semarang Buka Pameran Inovasi di Salatiga