Aparatur Sipil Negara (ASN) dan masyarakat umum yang menggunakan angkutan umum Bus Rapit Transit (BRT) Trans Semarang bisa menukar botol bekas untuk dijadikan tiket naik BRT.
- Pemkot Semarang: Atasi Persoalan Tahunan Demi Kenyamanan Masyarakat Dan Stabilitas Perekonomian Kota
- Peresmian Masjid Replika Grand Mosque Sheikh Zayed di Abu Dhabi Mundur, Ini Penyebabnya
- Polemik Odol, Sopir di Batang Minta Ada Standarisasi Harga Transportasi
Baca Juga
Aparatur Sipil Negara (ASN) dan masyarakat umum yang menggunakan angkutan umum Bus Rapit Transit (BRT) Trans Semarang bisa menukar botol bekas untuk dijadikan tiket naik BRT.
Ketentuan ini berlaku pada Hari Angkutan Umum (Public Transport Day) Kota Semarang akan dilaksanakan pada tanggal 8 Juni-6 Juli 2021.
"Bagi ASN kan memang wajib sedangkan masyarakat umum memang hanya diimbau, tapi dengan membawa botol bekas, mereka bisa naik BRT tanpa harus mengeluarkan uang," kata Kepala Dinas Perhubungan Kota Semarang, Endro P. Martanto, Kamis (3/6).
Ada empat shelter BRT yang melayani penukaran tiket dengan botol bekas yakni halte Balaikota, Simpang Lima, Imam Bonjol dan Elizabeth. Sedangkan, botol bekas yang boleh ditukarkan harus memiliki kriteria sebagai berikut. Meliputi satu galon air minum bisa ditukar untuk dua tiket penumpang, tiga buah botol plastik 1.500 ml bisa ditukar untuk satu tiket penumpang, lima buah botol plastik 500 ml bisa ditukar untuk satu tiket penumang.
Selain itu, masih ada tujuh buah botol plastik 330 ml bisa ditukar untuk satu tiket penumpang serta10 buah gelas plastik 220 ml bisa ditukar untuk satu tiket penumpang.
"Tentu arahnya masyarakat akan kami ajak untuk menggunakan transportasi umum. Karena Kota Semarang kan milik masyarakat umum, tidak hanya ASN," ungkapnya.
Terkait dengan tindak lanjut botol plastik dari penumpang, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Dinas Lingkungan Hidup. "Entah itu nanti dimusnahkan atau diberdayakan jadi handy craft," tuturnya.
Kebijakan menggunakan transportasi umum memang dipilih oleh Pemkot Semarang dalam upaya mengurangi emisi gas buang. "Sehingga kualitas udara yang ada di Kota Semarang ini bisa semakin bersih," jelasnya.
Selain itu, tambah Endro, juga untuk mengurangi kemacetan yang ada di beberapa ruas jalan di Kota Semarang.
"Ketika masyarakat mulai beralih menggunakan transportasi umum, kami yakin target mengurai kemacetan bisa tercapai," pungkasnya.
- Kapolres Salatiga Sambangi Warga Alami Stunting
- Musim Baratan, Ratusan Kapal di Rembang Berlindung Dari Hantaman Ombak Besar
- Terdampak Covid-19, Wartawan Purwokerto Terima Bantuan Jogo Tonggo