BI Solo dan Petani Milenial Boyolali Panen Perdana Bawang Putih Varietas Tawangmangu

Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Solo terus mendorong petani muda milenial ikut bergerak memenuhi kebutuhan pangan lokal.


Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Solo terus mendorong petani muda milenial ikut bergerak memenuhi kebutuhan pangan lokal.

Salah satunya yang dilakukan bersama petani muda Senden, Selo, Boyolali, menanam bawang putih varietas Tawangmangu.

Hasilnya cukup memuaskan, demplot binaan seluas 1200 m menghasilkan bawang kualitas bagus sebanyak 21,8 ton per hektar.

"Bawang putih merupakan salah satu komoditas pangan strategis penyumbang terbesar inflasi. Tingginya konsumsi yang tidak dapat dipenuhi dari produksi dalam negeri, sehingga mendorong impor bawang putih. Saat ini, lebih dari 95% bawang putih yang dijual di pasar Indonesia berasal dari impor. Dengan jumlah kebutuhan bawang putih Nasional sebanyak 591 .596 ton," ungkap Kepala Bank Indonesia Solo, Nugroho Joko Prastowo, saat panen perdana bawang di desa Senden, Selo, Boyolali, Senin (19/4).

Sejak empat tahun lalu melakukan pengembangan bawang putih varietas Tawangmangu Baru di Desa Pancot, Kalisoro, Tawangmangu. Sejak Desember 2020 varietas ini direplikasi ke wilayah Senden, Selo, Boyolali sebagai uji coba di lahan demonstration of plot/demplot.

Keberhasilan uji coba ini diharapkan dapat mendorong petani di wilayah Senden yang merupakan millenial untuk kembali membudidayakan bawang putih.

KPw BI Solo bersama dengan Pemerintah Kabupaten Boyolali melaksanakan pendampingan kepada Kelompok Tani Argoayuningtani untuk peningkatan kualitas bibit bawang putih melalui demonstration plot (demplot) varietas Tawangmangu Baru seluas 1200 m2.

Selain itu, Kelompok Tani menerima Program Sosial Bank Indonesia (PSBI) berupa screenhouse dan alat sprayer elektrik untuk menunjang penanaman ini.

Panen perdana dilakukan oleh Kepala Perwakilan BI Solo, Nugroho Joko Prastowo bersama dengan Bupati Boyolali, M. Said Hidayat di Iahan demplot.

Dari hasil pengamatan di Iahan demplot, kondisi varietas Tawangmangu Baru menunjukkan perkembangan yang jauh lebih baik dengan hasil penanaman dengan sistem kemitraan tahun 2020. Tanaman memiliki struktur batang lebih besar dan kokoh, keseragaman tumbuh yang merata dan ukuran umbi yang lebih besar.

Umbinya memiliki dimensi mendekati bawang putih cutting impor dengan citarasa lokal sehingga diharapkan dapat masuk ke pasar dengan mudah. Hal ini mengingat konsumen dalam negeri telah terbiasa dengan bawang putih impor yang memiliki dimensi umbi besar meskipun rasa tidak sepedas bawang putih lokal.

Dalam kegiatan panen perdana ini, KPw BI Solo juga menghadirkan perusahaan penyedia jasa teknologi dan e-commerce TaniHub untuk melakukan business matching kepada para petani mengingat sekitar 60% hasil panen petani di platform TaniHub telah dijual ke seluruh Jawa dan Bali.

"Diharapkan petani bukan hanya dapat meningkatkan produktivitasnya namun memiliki akses penjualan online untuk sisi hilirnya," imbuh Nugroho.

Penggalakan kembali produksi bawang putih lokal merupakan bagian dari strategi pengendalian inflasi dengan meningkatkan ketahanan pangan dan mengurangi ketergantungan impor.

Ke depan, diharapkan keberadaan bawang putih lokal yang masih dianggap kurang berkualitas dibanding bawang putih impor dapat dipatahkan melalui pengembangan varietas bawang putih unggul berdasarkan kualitas produk, fisik, dan harga yang bersaing.