Dalam perilaku sosial, untuk bisa memahami keberagaman dibutuhkan respek atau saling menghormati.
- Partai Perindo Berikan Rekomendasi Dukung Paslon Rober Christanto-Adhe Eliana
- Pilwakot Semarang 2024: Agustina-Iswar Nomor Urut 1, Yoyok-Joss Nomor Urut 2
- Di Hadapan Prabowo, Anies Kasih Kode Tidak Nypres?
Baca Juga
Wakil Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Hariyono mengatakan, respek hanya bisa muncul kalau seseorang sudah bisa mengendalikan dirinya sendiri.
Respek kepada orang lain, itulah kecerdasan sosial. Tapi ada yang menarik, banyak ditemukan mereka yang pintar dengan nilai tinggi, biasanya dalam konteks kehidupan sosial agak kurang luwes dibanding dengan mereka yang nilainya biasa-biasa saja, tapi luwes dalam pergaulan," jelas Hariyono dalam acara 'Merawat Keberagaman, Menangkal Terorisme dan Radikalisme' di Kemenkominfo, Jakarta, Rabu (30/5).
Hariyono menjelaskan, kenapa mereka yang memiliki nilai tinggi kecenderungan kurang luwes, karena mereka saklek mengikuti rumus. Begitu juga dalam pergaulan, terlalu saklek.
Hariyono menambahkan, terkait Pancasila dan keberagaman, orang yang mengenal keberagaman pasti tidak akan radikal. Karena ia terbiasa bergaul secara luas juga terbiasa berpikir terbuka dan toleran.
- Lima Tokoh Ajukan Diri Jadi Wali Kota dan Wakil Wali Kota Semarang ke PKB
- Kecam Kasus Penganiayaan Ketua PPS, KPU Minta Polda Jateng Tangkap Pelaku
- DPRD Jateng Harap Pemerintah Tidak Perpanjang PPKM