Para sopir angkutan umum di Kabupaten Batang melakukan aksi meminta penyesuaian tarif pasca kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM). Aksi dilakukan di depan kantor Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Batang di Jalan Pantura-Batang.
- Kebumen Nol Kasus Covid-19
- Pengendara Tak Helm Capai 93 Persen Pelanggaran Lalu Lintas di Kota Pekalongan
- 1.500 Personel Gabungan Disiapkan untuk Kelancaran Arus Mudik Lebaran
Baca Juga
Para pelaku aksi memberhentikan para angkutan umum yang sedang melaju. Penumpang pun diturunkan, sedangkan para sopir diminta ikut aksi.
"Tahu-tahu tadi dicegat. Terus penumpang disuruh turun," kata Daryuni (53), warga desa Cempereng, Kecamatan Kandeman, Kamis (8/9).
Ia mengaku bingung karena harus berjualan di Pasar Banyuputih. Daryuni merupakan pedagang di pasar yang menjual ikan panggang.
Daryuni dan sejumlah penumpang pun mendapat bantuan dari petugas Dishub Batang yang menyediakan kendaraan pengganti. Sehingga, ia bisa melanjutkan perjalanannya untuk berjuang.
"Kalau jualan ikan panggang kan harus habis. Saya makasih dengan bapak petugas yang sudah bantu,"ucapnya.
Perempuan paruh baya itu tidak masalah jika tarif angkutan naik. Baginya, yang terpenting, dirinya bisa berangkat ke pasar Banyuputih untuk berjualan. Saat ini, ia selalu membayar Rp 8 ribu setiap kali naik angkot.
Nasib serupa juga dialami Sukayati (47), warga Kelurahan Kauman, Kecamatan Batang. Rencananya untuk menjenguk cucu di wilayah Jrakah Payung, Kecamatan Tulis, pun buyar. Ia dan rombongan memilih pulang ke kota Batang.
"Jalan kaki pun engga apa-apa, kasihan soalnya saya bawa anak kecil,"ujarnya.
Sukayati dan rombongannya harus berjalan kaki sekitar 6 Kilometer untuk kembali ke rumah. Ia menunda rencananya untuk menjenguk cucu barunya.
- Fatayat NU Grobogan Luncurkan Program Wakaf Tanah dan Pembangunan Gedung Fatayat
- Longsor Lagi, BPBD Batang: Mahkota Longsor Belum Habis
- Kementrian Marives Gelontorkan Bantuan Untuk Relawan Pemakaman Covid-19 Sukoharjo