Bupati Batang Wihaji siap memperjuangkan nasib guru non Aparatur Sipil Negara (ASN) menjadi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K). Saat ini, masih ada ribuan guru di Batang yang berstatus non ASN.
- Musrembang Perdana, Gubernur dan Bupati Kompak Suplai Pangan Nasional
- Delapan Kecamatan di Rembang Sudah Bisa Cetak E-KTP
- Ratusan Aset Pemkot Salatiga Berhasil Disertifikatkan
Baca Juga
Ia mengatakan itu usai acara halal bihalal Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Batang yang dihadiri 10 ribu orang itu. Pihaknya sudah mendatangani Surat Keputusan (SK) untuk rekruitmen tahun 2021.
Politisi Golkar itu menyebut ada perekrutan P3K guru sejumlah 239 orang yang berasal dari guru noj ASN. Rinciannya, formasi guru sekolah dasar sebanyak 200 orang, guru olahraga 8 orang, dan sekolah menengah pertama 31 orang.
"Penambahan P3K tahun 2022, kamj rencanakan sebanyak 810 orang untuk formasi guru dan tenaga teknis lainya," katanya.
Sisanya, perjuangan mengangkat guru non ASN jadi P3K dilanjutkan penggantinya. Sebab, pada 22 Mei 2022 masa jabatannya dan wakil bupati Batang Suyono resmi berakhir.
Pihaknya juga menyatakan akan memperjuangkan penjaga sekolah masuk dalam rekruitmen P3K. Baginya penjaga sekolah masuk dalam bagian tenaga pendidikan.
Ketua PGRI Kabupaten Batang Arief Rohman menyebutkan total guru non ASN di Kabupaten Batang sekitar 2.600 orang. Jika dikurangi pengangkatan di atas, maka masih ada pekerjaan rumah menaikan status 1.551 guru non ASN.
Ia berharap bisa menyelesaikan PR tersebut pada 2023. Sebab, Kementerian Pendidikan membuka kuota 1 juta untuk formasi guru termasuk suka tenaga teknis semisal penjaga sekolah.
- Cegah Banjir, Bendung Gabus Dinormalisasi
- Peringati HBA, Dance: Reformasi Penegakan Hukum
- Pelantikan DPRD Salatiga: Fakta-Fakta Menarik Dari Mantan Wali Kota Hingga Gen Z Sumringah