Dana Desa Di Gianyar Fokus Untuk Atasi Tiga Masalah

Ada tiga permasalahan utama di kabupaten Gianyar, Bali. Salah satu daerah destinasi turis di Bali itu masih mengalami stunting (kekurangan gizi kronis), kemiskinan, dan sampah plastik.


"Coba alokasikan Dana Desa untuk atasi stunting sehingga Gianyar bebas stunting," ujar Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, Eko Putro Sandjojo, dalam siaran persnya, Sabtu (7/7).

Selain itu, masalah sampah berpotensi mematikan sektor pariwisata jika tidak dikelola dan dikendalikan. Misalnya, sampah plastik akan terurai secara fisik, selanjutnya dimakan oleh ikan dan ikan akan dikonsumsi manusia.

"Dana Desa dipakai untuk penanggulangan sampah supaya tidak terbawa ke laut," katanya.

Saat ini, Dana Desa di Gianyar sudah tersalurkan 100 persen ke desa-desa.

"Saya senang sekali. Mungkin diprioritaskan untuk membangun ekonomi desa sehingga bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi," jelasnya.

Eko juga mengajak masyarakat melakukan usaha pengelolaan sampah atau bank sampah melalui BUMDes. Pengelolaan sampah bisa menghasilkan pendapatan seperti yang terjadi di Desa Panggungharjo, Sewon, Bantul, Yogyakarta. BUMDes Panggung Lestari yang mengelola bank sampah di daerah tersebut mampu meraup keuntungan lebih dari Rp 4 miliar.

Sementara itu, Plt. Bupati Gianyar, I Ketut Rochineng, mengatakan bahwa Dana Desa berperan strategis untuk pemerataan pembangunan. Dana Desa memprioritaskan tenaga kerja setempat, bahan baku, dan swakelola.

"Dana Desa tahun 2018 dialokasikan sekitar Rp 51,9 miliar untuk sekitar 60 desa dan Rp 38 miliar untuk program PKT," timpalnya.