DBD Menyerang, 12 Nyawa Warga Grobogan Melayang

Istimewa
Istimewa

Wabah m demam berdarah dengue (DBD) di Grobogan cukup memprihatinkan. Hingga pekan kemarin, tercatat ada 12 nyawa warga yang melayang akibat gigitan nyamuk aedes aygepty ini.


Angka ini kemungkinan bisa saja bertambah. Sebab,i data terakhir per 30 April 2024, di pekan 16 Dinas Kesehatan Kabupaten Grobogan, Kewaspadaan Dini Rumah Sakit (KDRS) di Grobogan mencapai 1.119 kasus. 

Kabid Pencegahan dan  Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Grobogan, Djatmiko mengatakan dari jumlah tersebut sebanyak 636 pasien terkena Demam Dengue, sementara positif DBD ada sebanyak 414 kasus. 

"Rinciannya, 396 DBD dan 18  dengue shock syndrome (DSS). Keduanya masuk kategori DBD," ungkapnya, Minggu (5/5) sore.

Ia menyebutkan angka kematian penderita DBD di Grobogan saat ini sudah mencapai 12 kasus dengan angka rata-rata kematian kasar sekitar 2,90 persen. Kematian tertinggi terjadi di bulan Februari yakni sebanyak 5 pasien.  

Salah satu upaya guna menekan penyebaran DBD di Grobogan adalah melakukan penyelidikan epidemiologi setiap kasus DBD di wilayah puskesmas. 

Tujuannya, untuk mengkaji sumber penularan, faktor resiko penularan DBD serta edukasi terhadap masyarakat dan pemangku kebijakan.

"Selain fogging, gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) serta pembagian larvasida harus dilakukan secara massive," pintanya. 

Ia menyebut, tujuan utama fogging adalah membunuh induk nyamuk serta menurunkan psikologis masyarakat yang cemas karena kejadian kasus DBD di lingkungannya. 

Dia berharap, gerakan PSN tak hanya dilakukan di lingkungan sekitar lokasi penderita, namun gerakan tersebut juga dilaksanakan di lingkungan - lingkungan sekolah. 

Pihaknya juga menekankan layanan kesehatan baik puskesmas, RS, dan klinik untuk kasus anak demam lebih dari 2 – 3 hari diminta cek laboratorium darah lengkap atau pemeriksaan rapid tes DBD.