Densus 88 Soroti Radikalisme di Batang, PGN Bentuk Tim Cyber

Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror turut menyoroti pergerakan gerakan radikalisme hingga terorisme di Kabupaten Batang. 


"Radikalisasi di sini (Batang) itu terpengaruh oleh media-media sosial. Mereka (kelompok teroris) yang di sini malah tidak terhubung dengan (jaringan) di Indonesia. Justru malah terhubung dengan luar, bahkan Suriah (melalui media sosial)," kata Kepala Densus 88 Polri Irjen Marthinus Hukom di pendopo Kantor Bupati Batang, Minggu (27/3).

Ia mengatakan, meski masih ada gerakan radikal, tapi situasi kabupaten Batang masih kondusif. Baginya, pergerakan terkait terorisme di Batang pasang surut.

Irjen Marthinus Hukom mengatakan itu usai mengisi Pendalaman wawasan Kebangsaaan dan pembaretan ormas Patriot Garuda Nusantara (PGN) Markas Komando (Makoda) Batang. Ia menyatakan, PGN menjadi salah satu garda terdepan dalam pencegahan gerakan radikal dan terorisme.

Ketua Makoda PGN Batang, Umar Abdul Jabar mengatakan menuturkan hingga saat ini sudah punya 1.066 orang. Ormasnya berdiri pada 2019. 

Senada dengan Kadensus 88, pihaknya turut membentuk departemen khusus cyber sebanyak 100 orang. Ia mengatakan anggota departemen khusus itu sudah mendapat berbagai pelatihan.

"Mereka sudah dilatig penangkalan radikalisme, dengan cara kerja identifikasi jaringan dan ideologi," tuturnya.

Ada juga tim media sosial yang bertugas menangkal paham radikalisme hingga hoax di media sosial. Lalu, juga melakukan identifikasi paham radikal.

Setelah melakukan identifikasi, pihaknya akan melaporkan hasilnya ke PGN tingkat Jateng hingga pusat. Lalu PGN pusat akan menginformasikan ke densus 88.

Bupati Batang Wihaji menambahkan pentingnya Pancasila, Bhineka Tunggal Ika dan UUD 1945. Ia menekankan setiap organisasi harus yang memiliki idiologi Pancasila dan UUD 1945.