Masa uji coba Pembelajaran Tatap Muka (PTM) bagi siswa SD dan SMP di Kota Semarang akan dimulaiSenin (5/4) mendatang. Akan ada dua Sekolah Dasar yakni SD Pekunden dan SD Sompok dan dua SMP Negeri yakni SMPN 5 dan SMPN 2 yang akan menjalankan masa uji coba.
- Lulusan SMK Muhammadiyah 1 Blora Siap Bersaing di Dunia Kerja
- Soal Sekolah Rakyat, Dedy Yon Segera Gelar Koordinasi Bersama OPD Terkait
- Kampus IBN Tegal: Wujudkan Pelayanan Profesional
Baca Juga
Masa uji coba Pembelajaran Tatap Muka (PTM) bagi siswa SD dan SMP di Kota Semarang akan dimulaiSenin (5/4) mendatang. Akan ada dua Sekolah Dasar yakni SD Pekunden dan SD Sompok dan dua SMP Negeri yakni SMPN 5 dan SMPN 2 yang akan menjalankan masa uji coba.
Dan jika masa uji coba selama dua minggu hasil evaluasinya tidak ada masalah, maka akan terus dilanjutkan dan secara bertahap sekolah-sekolah bisa melakukan kegiatan PTM.
Ketua DPRD Kota Semarang, KadarLusman mengatakan PemerintahKota Semarang benar-benar telah mempersiapkan PTM mulai dari dari ujicoba 5 April mendatang.
Pilus, sapaan akrabnya menghimbau masyarakat khususnya orang tua wali siswa tak perlu khawatir dan takut denganberlangsungnya PTM.
"Yang dipersiapkanakan diujicoba tidak semuasekolahan hanya ada 2 SD dan 2 SMP yang akan uji coba besoktanggal 5 dan jam nya juga berbeda seperti saat masa sebelum pandemi, bahkan kantin juga tidakboleh buka dulu, dan siswa yang hadirdi kelas hanya separo saja, sistemnya ganjil genap, ajid tak perlu risau," ungkap Pilus usai menjadi narasumber dialog interaktif bersama Trijaya dengan tema "Menyiapkan Sekolah Tatap Muka" di Lobby Gets Hotel, Senin(29/3).
Dari data Dinas Pendidikan Kota Semarang masih ada sekitar15-20% orang tua murid yang belum sepakat denganadanya PTM.
Namun hal ini, tambah Pilus, tidakperlu dipaksakan. Nantinya bagi orang tua yang belum setuju denganPTM aka terus diberikan sosialisasi dan sementara itu siswa tetap bisa menerima pelajaran melalui daring.
"Kita tidakbisa memaksakan orang tua yang belum setuju adanya PTM, jika memang orang tua belum perbolehkan anaknya ikut PTM ya bisa membuat suratkeberatan dan pendidikannyamelalui daring, tidak ada paksaan, dan terus berikan sosialisasi kepada masyarakatyang masihtakut akan adanya PTM," katanya.
Pilus juga melihat saat ini masyarakat sudah memiliki kesadaran yang cukup tinggi dalam mencegah penyebaran Virus Covid-19, terbukti dengan tidak lagi canggung menggunakan masker dan menghindari kerumunan di tempat umum. Hal inilah yang menjadipertimbangan adanya PTM.
"Saya lihat pemerintahpusat dalam hal ini presiden Jokowi, manakala sudahdibukakelonggaranadanya PTM dan nantinya muncul kasus-kasus baru di pendidikan maka akan dihentikan," tuturnya.
Selain itu saat PTM berlangsung juga akan tetap ada pengawasan ketat baik dari Pemerintahmaupun gugus tugas Covid. Tak hanya itu evaluasi bahkan akan terus dilakukan hingga hasil PTM benar-benar sempurna.
"Nanti nya gugus tugas yang ada di tingkat kecamatan juga akan memantau pelaksanaan PTM supaya siswa juga ikut merasa nyaman dan tidaktakut, ini salah satucara efektif yang bisadiberikan pada orangtua kalau di sekolahbanyak yang mengawasi dan memperingatkan saat ada keramaian di sekolah," bebernya.
Sementara itu, salah seorang orang tua murid, Sigit menyampaikan rasa senangnyasaat uji coba PTM akan dilakukan.
Sigit mengungkapkan semenjak anaknya menjalani belajar secara daring banyak perubahan psikologis yang dialami oleh sang anak. Sigit juga mengatakan jika siswa yang selama inibelajar melalui daring juga membutuhkan penguatan karakter, saat PTM nanti dilaksanakan.
"Ada perubahan psikologis jadi sering liat hp, biasanya menyimak tapi ini diberi tugas terus jadi buka google terus dan hasil jawaban sama semua denganteman lainnya. Selain itu jam biologis juga berubah karena mengerjakan tugas sampai malam jadi tidur juga sampai dini hari," jelas Sigit.
- MBG Wonogiri Kembali Dimulai
- Baru Satu Tahun Dibangun, SD Negeri 2 Sumurgede Grobogan Kembali Rusak Parah
- Tumbuhkan Minat Bidang Pertanian, Mahasiswa Gulirkan Agroschooling Pelajar SD di Kudus