Sungai di Solo seringkali tercemar limbah dan dikahawtirkan bisa berbahaya jika dikonsumsi masyarakar, anggota DPRD kota Solo meminta agar DLH Kota Surakarta mengajukan anggaran pembangungan laboratorium.
- Banyak Bansos Belum Tersalurkan, Mensos Risma Cek Data di Daerah
- Kelompok Tani Dan Gapoktan Terima Dana Hibah Senilai Rp1,1 Miliar
- Dandim 0715/Kendal Sosialisasi Cegah Dini Konflik Sosial
Baca Juga
Pembanguna labiratorium ini sangat diperlukan mengingat kasus pencemaran lingkungan terutama di sungai-sungai yang mengaliri Kota Solo seringkali terjadi.
"Ini (pembangunan laboratorium) sifatnya mendesak. DLH Solo harus mengajukan anggaran. Solo ini ditengah dikelilingi sungai dan sehari-hari urusannya dengan aliran sungai dan pencemarannya yang makin meningkat," jelas ketua Komisi II YS Sukasno, Kamis (14/11).
Sehari sebelumnya diketahu ribuan ikan mati mengambang di seputaran Embung Karet Tirtonadi. Bukan hanya itu saja terdapat busa berwarna putih seperti gumpalan salju juga terlihat.
"Diduga terkena limbah. Kemarin juga DLH sudah datang untuk ambil sampel airnya," imbuh YF Sukasno.
Semantara itu Staf Pengendali Pencemaran DLH Surakarta, Arif Cahyana menyebut dugaan sementara limbah busa yang terlihat di sekitar Embung Tirtonadi tersebut diduga berasal dari limbah rumah tangga. Dan beberapa peternakan dari daerah hulu sungai.
"Air tersebut diduga yang mengandung fosfat masuk ke bendungan lalu terjadi turbulensi. Meski begitu kondisinya masih aman. Ikan di sana masih layak konsumsi," jelasnya.
- Jateng Kirim Logistik dan Tim Relawan Bantu Korban Erupsi Semeru
- Mageri Segoro, Polres Kebumen Tanam 50 Ribu Pohon Mangrove
- Warga Korban Proyek Tol Cegat Rombongan Bupati