Dianiaya Anggota Kostrad Salatiga, Seorang Warga Tewas

Salah satu terduga pelaku pengeroyokan saat dirawat di RS di Salatiga. RMOL Jateng
Salah satu terduga pelaku pengeroyokan saat dirawat di RS di Salatiga. RMOL Jateng

Kejadian pengeroyokan diduga melibatkan anggota TNI dari Satuan Elite Mekanis Raider 411/Pandawa/6/2 Kostrad bermarkas di Salatiga, menyebabkan seorang warga sipil meninggal dunia.


Empat lainnya mengalami luka-luka lebam di wajah itu kini dirawat di RST dr Asmir Salatiga.

Menurut informasi sejumlah saksi minta identitas dirahasiakan, ihwal pengeroyokan bermula dari kejadian senggolan antara kendaraan bermotor roda dua yang dikendarai anggota TNI AD dari Kesatuan Kostrad 411 yang bermarkas di Jalan Veteran Salatiga pada hari Kamis (1/9) pukul 13.40 WIB. 

Anggota TNI Batalyon Infanteri 411 atas nama Pratu Roni Waluyo (25) berdomisili di Asrama Yonif 411 RT 01 RW 08, Kelurahan Tegalrejo, Kecamatan Argomulyo, Kota Salatiga tengah berboncengan dengan istrinya yang tengah hamil. 

"Bapak TNI ini memboncenglan istrinya yang tengah hamil. Sekitaran Bank Mandiri Jalan Diponegoro motor Bapak TNI ini bersenggolan dengan sebuah mobil isinya cowok-cowok," terang NG (30) warga Salatiga saat menceritakan kronologi kejadian yang ia ketahui, Jumat (2/9). 

Informasinya, tujuan Pratu Roni Waluyo untuk mengantarkan sang istri berobat ke RST dr Asmir, Salatiga. 

Dari senggolan itu, istri Pratu Roni Waluyo terjatuh dan membuat sang prajurit naik pitam dan mengejar mobil diketahui Mobil Pick Up Carry berisikan lima orang pria lantaran berusaha kabur. 

Mereka adalah Ali Akbar Inung Rafsanjani (20) warga Ngumbulan RT 03 RW 03, Kelurahan Candimulyo, Kecamatan Kedu, Kabupaten Magelang, Yahya (22) , Karyawan Percetakan Surya warga Tlahap, Kledung, Temanggung RT 02 RW 01, Ari SURYO Suputro (23) warga Munding Kidul Kundisari RT 04 RW 06, Kecamatan Kedu, Kabupaten Temanggung, Arif Fahrurrozi (22) warga Parakan Temanggung RT 03 RW 02, Kecamatan Parakan, Kabupaten Temanggung dan Argo Wahyu Pamungkas (32) warga Dakaran, Kaloran, Temanggung. 

Oleh Pratu Roni Waluyo, mobil kemudian sempat dikejar karena diketahui melarikan diri usai bersenggolan. Mobil sempat dihentikan di Pasar Buah Jalan Taman Pahlawan Kota Salatiga. 

"Bapak TNI ini dengar-dengar mengejar mobil Carry untuk meminta pertanggungjawaban," imbuhnya. 

Upaya Pratu Roni Waluyo berhasil memburu mobil Carry dan mencegatnya. Pratu Roni Waluyo justru ditantang dan dikeroyok perkelahian pun tak terelakkan dengan disaksikan banyak orang. Namun, karena kondisi tak berimbang karena Pratu Roni Waluyo terdesak. 

Pratu Roni Waluyo ternyata sempat memotret ciri-ciri pelaku dan mobil Carry kemudian ia kirim ke letting di Kesatuannya.

Hingga akhirnya mobil para pengemudi mobil Carry berhasil ditemukan oleh rekan-rekan Pratu Roni Waluyo. 

Para penumpang dan pengemudi kemudian sempat diamankan ke Batalyon 411 /infanteri. 

Belakangan, empat orang pemuda yang berselisih paham dengan Pratu Roni Waluyo yakni Ali Akbar, Yahya, Ari Suryo dan Arif Fahrurrozi menjalankan perawatan di RS. Sedangkan, Argo Wahyu dinyatakan meninggal dunia di RST Salatiga. 

Dari penelusuran RMOLJateng, empat orang yang dirawat kondisinya lebam di wajah diduga bekas pukulan.

Hal ini diperkuat dengan foto-foro para penumpang dan pengemudi Carry yang diterima wartawan yang tengah dirawat di RST dr Asmir Salatiga. 

"Karena kalah jumlah dengan para pelaku, Pak TNI ini melaporkan hal tersebut dalam Grup WA litting untuk meminta bantuan. Setelah pelaku berhasil diamankan Anggota TNI Batalyon Infanteri 411 di Pasar Sapi Salatiga kemudian pelaku dibawa ke Mako Yonif 411 hingga mengalami luka- luka dan selanjutnya pelaku dibawa ke RS DKT Salatiga untuk dilakukan pengobatan," demikian bunyi laporan yang diterima wartawan.

Kapolres Salatiga AKBP Indra Mardiana saat dikonfirmasi membenarkan kejadian itu. 

"Iya betul," ungkap AKBP Indra Mardiana.