Dinkes Jateng : Tiap 100 Kasus DBD, Satu Orang Meninggal

Dinas Kesehatan Jawa Tengah merilis jumlah kejadian demam berdarah sepanjang 2018 di Jateng.


Kepala Dinas Kesehatan Jateng, Yulianto Prabowo menyebut incident rate (IR) DBD berada di angka 8,68 kasus per 100.000 penduduk.

Jumlah itu jauh menurun dibanding 2017 yang mencapai 22 kasus per 100.000 penduduk dan 2016 yang menyentuh angka 44 kejadian per 100 ribu penduduk.

Sepanjang 2018, kejadian tertinggi ada di kota Magelang dengan 39 kasus per 100.000 penduduk.

Lalu disusul Kabupaten Grobogan dengan angka 27,5 kasus per 100.000 penduduk.

"Disusul Pekalongan, Jepara dan daerah lain. Kalau yang tingkat kejadian rendah di Kabupaten Wonogiri dan banyumas di bawah 3 kasus per 100.000 penduduk," jelasnya.

Yulianto menyatakan untuk kasus meninggal karena DBD, case fatality rate (cfr), untuk 2018 mencapai 1,2 persen tiap tahun.

"Misalkan 100 kasus ada 1 yang meninggal. Dari tahun ke tahun angka sama," jelasnya.

Bagaimana awal 2019? Ia mengatakan data terus dikumpulkam dari masing-masing kabupaten kota.

"Terbaru laporan dari RSUD Ketileng kota Semarang ada 13 kasus sepanjang 2019 untuk yang positif DBD. Lalu ada Blora yang sudah 22 kasus positif DBD," jelasnya.

Yuli menjelaskan, jika menemukan ciri-ciri demam selama dua hari tanpa batuk dan pilek, biasanya dokter melakukan diagnosa awal DBD.

Hal itu untuk pencegahan meski hasil diagnosa akhir di rumah sakit berbeda.

Informasi yang dihimpun RMOLJateng, jumlah pasien yang terdiagnosa terkena DBD di RS Elizabeth mencapai 22 pasien dan di RSUD Ketileng mencapai 54 orang.