Menjelang Perayaan Purim, pemerintahan Israel belum mengeluaran aturan baru mengenai pembatasan Covid-19.
- Adik Kim Jong-un Sambut Usul Presiden Korsel Soal Deklarasi Resmi Berakhirnya Perang Korea
- Olimpiade Beijing 2022 Resmi Dibuka
- Jurnalis Ternama Turki Diseret ke Meja Hijau karena Diduga Hina Erdogan
Baca Juga
Menjelang Perayaan Purim, pemerintahan Israel belum mengeluaran aturan baru mengenai pembatasan Covid-19.
Dalam wawancaranya dengan Radio Angkatan Darat pada Rabu (17/2), Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan, tahun ini perayaan dan liburan Purim yang akan berlangsung pada pekan depan, akan sangat berbeda.
Purim merupakan hari raya atau pesta Yahudi untuk memperingati pembebasan kaum Yahudi dari kekaisaran Persia yang hendak membunuh mereka. Kekaisaran Persia dipimpin oleh Haman pada waktu itu.
Pada masa-masa normal, Purim ditandai dengan pertemuan sinagoga yang meriah, kostum warna-warni, dan pesta jalanan yang ramai
"Ini bukan Purim biasa," kata Netanyahu, seperti dikutip dari Time of Israel.
Dikatakan, layanan ibadah mestinya dibatasi untuk menghindari kerumuman dan orang-orang diharapkan hanya merayakannya bersama keluarga inti saja.
Dilansir Kantor Berita RMOL, Netanyahu mengatakan, saat ini pemerintah tidak bisa berbuat banyak. Tangan pemerintah terikat 'karena demokrasi'.
Peristiwa kemarahan publik atas pembatasan dan jam malam beberapa waktu lalu membuat pemerintah sulit untuk menegakkan aturan kesehatan.
Dalam wawancara itu, Netanyahu hanya mengatakan agar orang-orang tetap mewaspadai wabah dan mematuhi aturan yang selama ini telah diberlakukan. Nampaknya ia tidak akan melakukan pembatasan besar-besaran yang diberlakukan selama perayaan Purim.
Netanyahu kemudian mengingatkan bahwa masyarakat yang berusia 50 tahun disarankan menerima suntikan vaksin sebagai upaya pencegahan. [sth]
- Covid-19 Di Malaysia Tembus Satu Juta Kasus
- Raja Maroko Ingin Strategi Pembangunan Negara Dievaluasi
- Megawati Penuhi Undangan Paus Fransiskus Ke Vatikan