Dugaan Ijazah Palsu Rahmat Effendi Harus Diusut Tuntas

Unsur kejujuran merupakan hal yang sangat penting dalam dunia pendidikan. Kejujuran juga penting dalam memilih seorang pemimpin.


Makanya, kasus ijazah palsu yang diduga dilakukan oleh para calon kepala daerah maupun pemimpin nasional harus dituntaskan oleh aparat penegak hukum.

"Jangan sampai kita mendapatkan pemimpin yang tidak jelas. Karena ketika dia menipu dirinya sendiri bagaimana dengan saat dia memimpin," tegas Pengamat Pendidikan dari Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Dirgantara Wicaksono dalam diskusi bertajuk 'Mewujudkan Pilkada Kota Bekasi yang Jujur dan Adil' di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Rabu (20/6) dikutip dari Kantor Berita Politik

Menurut dia, jika hal itu tidak dilakukan, maka dunia pendidikan akan tercoreng. Tak hanya itu, pemimpin yang sedari awal berlaku tak jujur dengan memalsukan ijazah juga kelak akan melakukan ketidakjujuran yang lebih besar pula.

"Saya harapkan agar ini (kasus dugaan ijazah palsu) bisa diungkap ke khalayak umum agar kita tahu kebenaran. Yang menarik saya memandang ini harus dikupas tuntas," jelas Dirgantara.

"Siapapun itu harus diselesaikan secara mendalam. Jangan sampai kita memiliki pemimpin yang menipu dirinya sendiri. Karena kalau dia sudah menipu dirinya sendiri pasti dia juga bisa menipu orang lain dan sebagainya," sambungnya.

Koordinator Tim Advokasi Pasangan Nur-Firdaus, Bambang Sunaryo pernah mengatakan bahwa pihaknya telah menemukan adanya dugaan pemalsuan ijazah oleh salah satu calon Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi (RE).

"Dari alamat sekolahnya berbeda, seharusnya sekolahnya beralamat di Koja, Jakarta Utara, namun ijazah RE alamatnya malah tertulis di jalan Cilincing Jakarta Utara," demikian Bambang.