Dunia pendidikan di Indonesia, termasuk di Kota Magelang, masih menghadapi tantangan yang tidak mudah. Di antaranya dari aspek pemerataan, akses pendidikan dan kualitas pendidikan dan mahalnya biaya pendidikan.
- Jalan Inklusi Menjadi Sumberdaya Mumpuni Untuk Bangun Negeri
- Uji Coba Binaan KKP Salurkan Makan Bergizi Gratis
- Upaya Melek Literasi Digital Bagi Gen Z
Baca Juga
"Masalah-masalah tersebut menjadi PR besar yang harus dipecahkan bersama," kata Kartono, Ketua Dewan Pendidikan Kota Magelang periode 2023-2027, usai dikukuhkan oleh Wali Kota Magelang M Nur Aziz di Pendopo Pengabdian Rumah Jabatan Wali Kota Magelang, Senin (04/03).
"Kondisi ini di Kota Magelang masih perlu pemerataan, akses dan peningkatan kualitas," jelasnya.
Meski begitu, pihaknya bersyukur, Pemkot Magelang berhasil melakukan langkah startegis dan menorehkan prestasi yang diwakili Dinas Pendidikan dan Kebudayaan. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan baru-baru ini menerima Tuntas Madya yakni penghargaan tertinggi Standar Pelayanan Minimum di bidang pendidikan 2023 dan menjadi satu-satunya di Jawa Tengah. Prestasi lainnya, predikat Level Melembaga yang dinilai aspek perencanaan berbasis data.
"Ingat, saat ini kita dihadapkan kondisi dan fenomena faktual berkaitan dengan kenakalan remaja, bullying peserta didik di SD, SMP, SMA/SMK, ini tentu kita harus prihatin," tegasnya.
"Dewan Pendidikan Kota Magelang siap berkontribusi, untuk bekerja sama mencari solusi atas permasalahan tersebut. Dalam waktu dekat, kami akan mengadakan rapat untuk merumuskan kebijakan, rekomendasi untuk menentukan langkah-langkah strategis menangani pendidikan di wilayah ini," imbuhnya.
Wali Kota Magelang M Nur Aziz mengakui, mengatasi persoalan pendidikan tidak mudah. Diperlukan banyak kreasi, para pendidik juga harus banyak belajar untuk membentuk karakter anak-anak.
"Di sekitar banyak tempat untuk belajar seperti in house training untuk guru SD, untuk membentuk karakter untuk anak-anak. Pendidikan juga perlu ATM (Amati, Tiru, Modifikasi), bagaimana melihat sosok yang sukses, kita bisa contoh mereka," ujarnya.
Pada Pemilu 2024 di Kota Magelang, jumlah pemilih dari generasi Z mencapai 50 persen. Mereka termasuk generasi yang anti politik uang.
"Di tangan generasi Z lah masa depan bangsa ditentukan," tandasnya.
- Temuan Jenazah Perempuan Di Sebuah Bangunan Kosong Di Gajah Mungkur Masih Belum Terungkap
- Terbaik Se-Jateng! Rekor Baru Keterbukaan Informasi Sukoharjo
- BPBD Pati: 9 Kecamatan Berpotensi Dilanda Banjir