Ekonomi Kita Tetap Kuat

Rentetan teror bom yang terjadi dalam dua hari terakhir dinilai tidak akan mengganggu perekonomian Indonesia. Sebab, kondisi fiskal dan moneter kita terus menunjukkan pertumbuhan. Intinya, ekonomi kita tetap kuat.


Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, Indonesia merupakan negara yang aman. Sebab, penanganan teroris yang dilakukan TNI dan Polri mampu meyakinkan investor dan pelaku usaha bahwa Indonesia merupa­kan negara yang aman sebagai tempat berinvestasi.

"Kalau mereka (investor) melihat dari sisi kinerja per­tumbuhan APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) kita dan moneter, itu tanda-tanda seluruh fondasi ekonomi tetap kita jaga bersama," jelasnya dikutip dari Kantor Berita

Menurut Sri Mul, serangan teroris tak akan menghilangkan kepercayaan dan persepsi positif investor terhadap ekonomi Indonesia. "Fokus dari kegiatan ekonomi masyarakat sedang meningkat. Kita berkepentingan untuk tidak membiarkan suatu serangan teroris menghilangkan kepercayaan dan persepsi positif ke ekonomi kita," katanya.

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengecam aksi peledakan bom yang terjadi di sejumlah lokasi di Surabaya. Apalagi, Surabaya merupakan salah satu kota industri.

Dia menyarankan, agar masyarakat tetap melakukan kegiatan perekonomian seperti biasanya. Bisnis dan investasi harus tetap berjalan, namun tetap meningkatkan kewaspadaan.

"Hal yang diharapkan oleh teroris adalah menunda investasi, kita lawan dengan investasi tetap berjalan agar keinginan teroris tidak tercapai," ungkap Airlangga.

Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan, dampak teror ada tapi hanya sesaat atau bukan jangka panjang. Bahkan, hasil peman­tauannya, pusat perbelanjaan tetap ramai.

"Ini akan teratasi. Mereka (investor asing) juga pasti yakin ini bisa diatasi. Semua under control," katanya.

Masyarakat dan pelaku usaha diminta untuk tetap tenang dan beraktivitas seperti biasa. Dia mengajak semua pihak tetap mendukung pemerintah agar dapat segera menyelesaikan insiden tersebut.

Ekonom Institute for Develop­ment of Economics and Finance (INDEF) Bhima Yudhistira me­nilai, kepercayaan investor tidak goyah. Hal itu terbukti pada kerusuhan yang terjadi di Mako Brimob belum lama ini.

Bhima menyebut, sekalipun ada dampak negatif akibat teror bom ini, tidak akan berlangsung lama. "Kemarin sinyal BI yang akan menaikkan suku bunga acuan direspons positif. Jadi sempat menahan aksi jual bersih dari investor asing ya. Jadi kesimpulannya ini temporer, nggak akan bertahan lama," jelasnya.

Hanya saja, untuk memberi­kan kepercayaan terhadap inves­tor, pemerintah harus bergerak cepat menangani teror. "Yang paling penting juga investor ke pasar juga melihat seberapa cepat aksi dari pemerintah untuk menangkap otak-otak pelaku itu. Jadi semakin cepat, responsnya semakin cepat, kasusnya tutup, itu nanti kepercayaan inves­tornya bakal balik lagi," pungkas Bhima.