Fatayat NU mengajak seluruh masyarakat Indonesia, terutama perempuan untuk menjadi agen perdamaian.
- Prabowo-Gibran Menang, Sudaryono Didesak Maju Pilgub Jateng
- Ratusan Pelajar Semarang Tuntut KPU Patuh pada Putusan MK
- Gelar Konsolidasi Kader, PKS Siap Menangkan BERLIAN Di Pilkada Karanganyar
Baca Juga
Begitu isi salah satu rekomendasi di bidang politik yang dihasilkan dalam Konferensi Besar (Konbes) Fatayat NU di Ambon, Maluku, Minggu (29/4).
Selain itu, Fatayat NU juga menghimbau masyarakat untuk menerapkan demokrasi sehat di tahun politik.
Di tahun politik, semua hal bisa terjadi termasuk ancaman perpecahan. Maka perempuan sangat berpotensi untuk mampu meredam konflik dengan cara yang baik," ujar Ketua Umum Fatayat Anggia Ermarini dalam keterangan tertulisnya kepada Kantor Berita Politik RMOL
Secara khusus, Fatayat NU mengimbau perempuan Indonesia yang memiliki potensi untuk ikut berpartisipasi dalam kancah politik. Karena masalah ketertinggalan perempuan di ranah politik dan kebijakan publik masih minim.
Sehingga, jika perempuan potensial terjun di dalamnya maka resiko masalah anak dan perempuan di negeri ini bisa lebih diminimalisir," katanya.
Dalam hal ekonomi, Fatayat NU mendorong berbagai pihak dan kementerian terkait untuk lebih memperhatikan peluang bagi perempuan. Aturan dan kebijakan yang di produksi seharusnya juga ramah perempuan. Termasuk peluang bisnis, pemerintah hatus membuka akses yang lebih mudah bagi perempuan.
Sementara dalam bidang advokasi dan hukum, Fatayat NU mengajak seluruh perempuan untuk lebih sensitif terhadap ancaman kekerasan seksual dan fisik. Tidak hanya bagi dirinya sendiri tetapi juga untuk anak-anak.
"Angka kekerasan terhadap ibu dan anak setiap tahun terus meningkat. Maka Fatayat NU mendorong pemerintah baik legislatif, eksekutif, kepolisian, dan seluruh pihak agar lebih serius dalam penanganan kasus ini," kata Anggia kepada wartawan, Minggu (29/4).
Fatayat juga mengajak seluruh organisasi perempuan untuk terus memperjuangkan masalah kawin anak. Indonesia masih menempati urutan kedua di Asia Tenggara dengan jumlah kawin usia anak terbesar.
Pada masalah kesehatan, Fatayat NU serius menangani kasus gizi dan tumbuh kembang anak. Sampai saat ini Fatayat NU masih aktif terlibat dalam upaya pencegahan stunting. Berbagai program dan kerjasama dilakukan agar dapat terus mengkampanyekan gerakan cegah stunting. Demi menjaga kualitas generasi penerus bangsa ini.
Di sisi lain, fenomena PTM (penyakit tidak menular) di Indonesia terus meningkat. Ini terjadi salah satunya karena rendahnya kesadaran masyarakat akan upaya pencegahan dini. Termasuk ancaman kanker serviks yang menjadi ancaman serius perempuan Indonesia.
Maka Fatayat NU mendorong seluruh perempuan Indonesia untuk gerakan sadar sehat. Di samping itu pemerintah dan pihak terkait menjadi kunci penting dalam menjaga kekuatan bangsa melalui kondisi masyarakatnya yang sehat.
"Dari segala aspek diatas, hal utama yang dibutuhkan adalah kerjasama lintas sektor, kerja keras semua pihak termasuk organisasi perempuan" jelas Anggia.
- Gibran Rakabuming Raka Tanggapi Zulkifly Hasan Jadi Menteri
- Menaker: Hubungan Kerjasama Dengan Peru Terus Meningkat
- 'Dijodohkan' Wartawan Sebagai Yaris Reborn, Faros-Reza Bertemu di Penjaringan Gerindra Salatiga