Foto Gatot Cium Tangan SBY Bukan Tolak Ukur, Demokrat Cenderung Pilih AHY

Partai Demokrat bakal sulit mengusung mantan Panglima TNI, Gatot Nurmantyo menjadi calon presiden.


Foto cium tangan Gatot ke Ketua Umum Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono juga tidak bisa dijadikan tolak ukur.

Begitu dikatakan pengamat politik dari Universitas Pelita Harapan (UPH) Emrus Sihombing saat saat dikontak, Rabu (6/6).

Amatan Emrus, dukungan Demokrat akan lebih cenderung ke putra sulung SBY, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

"Pencalonan presiden dan wakil presiden harus dilihat dari perspektif politik, bukan militer. Jadi tidak bisa kita melihat ini mantan Panglima, Jenderal, atau pengusaha. Pemilu ini adalah domain partai," jelasnya.

Dalam sistem pemilu di Indonesia jelas disebutkan bahwa calon independen tidak diperbolehkan untuk ikut bertarung dalam pesta. Baik itu pemilihan legislatif maupun eksekutif.

"Pemilu besok ini adalah gawenya partai," imbuhnya.

Nah, sosok AHY, menurut Emrus, lebih berpeluang besar diusung Demokrat. Selain elektabilitasnya terus meroket, AHY jelas memiliki kendaraan politik, yakni Partai Demokrat.

Saya juga melihat Demokrat serius untuk mengusung atau melahirkan pemimpin dari Demokrat. Mereka sudah mengujinya di Pilkada DKI kemarin".

Sementara Gatot, hingga saat ini belum ada partai yang bisa dijadikan "tumpangan politik".

"Partainya Gatot kan masih abu-abu, belum definitif. Selain itu, kalaupun ada partai yang mendekati Gatot pasti ada kepentingan. Tidak ada makan siang gratis dalam politik. Jadi amat berat bagi Gatot untuk bisa berlaga di Pilpres," kata Emrus.

Menyoal foto cium tangan Gatot ke SBY, menurut Emrus, tidak bisa disimpulkan bahwa Demokrat akan mengusung Gatot di Pilpres 2019. Dia beranggapan, foto cium tangan itu hanya bentuk respek antara senior dan junior di militer.

Ini pun diakui Gatot. Dia mencium tangan tangan SBY lantaran telah menganggap Presiden RI ke-6 itu sebagai orangtua sendiri.

"Saya ini prajurit, lahir dari keluarga prajurit, dan kini saya pensiun setelah melengkapi bakti saya pada negara. Orang yang saya cium tangannya ini sudah seperti orangtua saya," kata Gatot, Senin lalu.

Kepala Divisi Advokasi dan Hukum Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean juga mengamini tidak ada pembicaraan politik dalam pertemuan SBY dengan Gatot.