Masyarakat Indonesia harus bisa berpegang pada informasi yang benar dan sesuai fakta. Hal ini diharapkan untuk meminimalisir perpecahan dipicu informasi bohong.
- Festival Ogoh-Ogoh, Kedepankan Semangat NKRI
- Sukoharjo Gencar Budayakan Minum Jamu
- Ratusan Pesepeda Keliling Kota Lama Kenakan Baju Batik
Baca Juga
Budayawan Franz Magnis Suseno berharap agar setiap kritik yang disampaikan kepada pemerintah turut didasarkan pada data dan fakta, bukan dengan menggunakan informasi bohong alias hoax.
Silakan saja (kritik pemerintah) pasti masih banyak hal yang masih bisa diperbaiki dan akan dijawab. Tapi jangan pakai bohong, jangan pakai hoax itu tidak baik," ujarnya saat menghadiri Dialog Peradaban Lintas Agama di Hotel Aryaduta, Jakarta, Sabtu (13/10).
Romo Magnis tidak ingin kasus hoax penganiayaan terhadap aktivis Ratna Sarumpaet kembali terulang. Apalagi di era teknologi yang berkembang ini, segala kebohongan bisa dengan mudah diungkap.
"Ya hoax Mbak Ratna itu suatu kebetulan. Kalau saya ya jangan diulangi lagi seperti ini. Mungkin tidak disadari betapa bodohnya mudah ketahuan," tukasnya.
Aktivis Ratna Sarumpaet awal bulan ini sempat menyebarkan kabar bahwa dirinya dianiaya oleh sekelompok orang di Bandung. Sejumlah politisi kemudian mengecam keras penganiayaan yang dilakukan terhadap Ratna. Bahkan, calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto langsung menggelar konferensi pers untuk ikut mengecam.
Namun sehari berselang, Ratna mengeluarkan pernyataan bahwa cerita tentang dirinya dianiaya merupakan cerita bohong yang dia buat untuk menutupi luka akibat operasi plastik yang dijalaninya.
- Tim Balai Pelestarian Kebudayaan Usul Ekskavasi Candi Tertua Jateng Pakai Radar
- Kota Semarang Siap Jadi Tuan Rumah Rakernas Jaringan Kota Pusaka Indonesia
- Seni Budaya di Salatiga Diharapkan Dibentuk Serius