Ganti Pengurus Baru, GNPF Ulama Akan Gelar Kongres Umat Islam Se-Indonesia

Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama  menyoroti isu-isu utama yang berkembang di tahun politik yang terkait dengan kepentingan umat Islam.


Hal itu sejalan dengan perubahan nama dari GNPF MUI menjadi GNPF Ulama sehingga memperjuangkan misi yang lebih luas. Salah satunya melalui hajatan Kongres Umat Islam pada April mendatang.

"GNPF Ulama memandang perlu untuk mengawal fatwa ulama secara umum, sehingga nama GNPF MUI berubah menjadi GNPF Ulama dan bertekad akan tetap istiqomah mengawasi fatwa ulama," kata Ustad Yusuf Muhammad Martak, ketua GNPF Ulama pengganti KH Bachtiar Nasir di Jakarta seperti dikutip Kantor Berita Politik RMOL

Menurut dia, pergantian kepengurusan ini hanya untuk menyegarkan dan mengefektifkan manajemen organisasi.

Pada kepengurusan baru ini, GNPF Ulama menjadikan kepemimpinan GNPF Ulama bersifat kolektif kolegial dan secara bergilir melakukan rotasi dan reposisi tanpa ada pengurangan jumlah anggota pimpinan GNPF Ulama, dan malah akan melakukan penambahan jumlah keanggotaan kepemimpinan GNPF Ulama.

Dalam kepengurusan GNPF Ulama, Ust Yusuf Muhammad Martak didapuk sebagai pengganti KH Bachtiar Nasir, sedangkan untuk Sekjennya dijabat oleh Ust Muhammad Al Khathath, dan pengurus lainnya tetap.

Sementara itu, Ketua Dewan Pembina GNPF Ulama, Habib Rizieq Shihab melalui sambungan telepon di Mekkah menyatakan apresiasi yang tinggi atas kepengurusan sebelumnya.

GNPF MUI yang dulu dipimpin oleh KH Bachtiar Nasir dinilainya telah membawa GNPF MUI kepada suatu pergerakan yang sangat monumental dan mencapai tujuan yang diharapkan umat Islam ketika itu.

"Dan kini saya juga memberikan apresiasi kepada kepungurusan baru GNPF yang akan terus melanjutkan langkah-langkah, visi misi yang dulu pernah diperjuangkan oleh KH. Bachtiar Nasir dan kawan-kawan untuk terus dikembangkan, diperbaiki  agar GNPF ke depan bisa lebih bermanfaat bagi umat Islam. Terimakasih kepada KH. Bachtiar Nasir dan kawan-kawan dan terimakasih juga untuk kepengurusan baru yang saat ini dipimpin oleh Yusuf Muhammad Martak," katanya.

Terkait adanya perubahan nama dari GNPF MUI ke GNPF Ulama, Rizieq menegaskan bahwa sama sekali bukan merupakan indikasi adanya perbedaan, apalagi perpecahan di dalam tubuh GNPF.

Begitu juga, menurut Rizieq, terjadinya perubahan sistem kepungurusan dalam GNPF yang semula menganut sistem kepemimpinan sentralistik menjadi kolektif kolegial.

Berubahnya GNPF MUI ke GNPF Ulama ini merupakan hasil musyawarah dari pendiri dan pengurus GNPF dengan mempertimbangkan segala macam usul, saran dan masukan, serta dengan mempertimbangkan segala macam aspek.

"Karena itu saya mendukung penuh perubahan nama tersebut dan itu merupakan suatu dinamika kehidupan berorganisasi yang wajar," jelasnya.

Yusuf menambahkan, kepengurusan GNPF tidak berubah dan justru bertambah dengan bentuk presidium. GNPF-Ulama juga berencana menggelar kongres umat Islam pada April 2018 di Jakarta.

"Tujuan kongres umat Islam untuk menyoroti isu-isu utama yang berkembang di tengah umat, termasuk pemilihan kepala daerah (pilkada) 2018 dan pemilihan presiden (pilpres) 2019," ujar Yusuf.

Menurut dia, kongres ini akan membahas berbagai isu seperti memperkuat persatuan umat dalam menghadapi tahun politik, sikap umat Islam dalam Pilkada dan Pilpres agar dapat menghasilkan pimpinan yang membawa kemaslahatan bagi umat.

"Kami ingin mengedukasi umat di tahun politik ini terutama terkait perhelatan Pilkada 2018 dan Pilpres 2019 agar umat memahami dan menentukan calon pemimpin yang layak dipilih sesuai rekam jejak yang bersih dan kompetensinya," ucapnya.