Garuda Indonesia Terapkan Strategi Lewati Pandemi Covid-19

Dunia penerbangan turut terimbas dari pandemi Covid-19. Sejumlah strategi diterapkan Garuda Indonesia untuk melewati situasi yang berkembang pada masa awal pandemi.


Dunia penerbangan turut terimbas dari pandemi Covid-19. Sejumlah strategi diterapkan Garuda Indonesia untuk melewati situasi yang berkembang pada masa awal pandemi.

"Jelas situasi tersebut membuat industri ini babak belur, tapi sekarang sudah membaik," ujar Direktur Utama PT Garuda Indonesia Tbk Ir. Irfan Setiaputra dalam Virtual Room CSE Academy Series bertajuk "The Airline Industry After Covid-19 Pandemic" yang dilaksanakan pada Senin (7/12), dikutip dari Kantor Berita RMOL.

Meski begitu, bukan berarti manajemen Garuda Indonesia berdiam diri. Irfan menjelaskan, pihaknya mengambil sejumlah strategi setelah mengamati situasi yang berkembang pada masa awal pandemi.

"Kita lihat kondisi sebelum melakukan strategi apapun. Saya dan tim direksi juga ingin memastikan beberapa hal, sehingga kita cukup lama baru menyepakati sejumlah hal. Utamanya adalah, marilah kita maksimalkan seluruh collaborative experience dan knowledge yang dimiliki Garuda beserta stakeholder-nya untuk memfokuskan diri pada recovery," papar Irfan.

Lebih lanjut dia menerangkan, dalam beberapa bulan belakangan, selama pandemi Covid-19, pihaknya fokus memaksimalkan strategi pada sejumlah sektor.

"Pertama adalah bisnis kargo, ini kita boost. Dan hari ini, jumlah pendapatan kita di kargo sudah melewati pendapatan kita sebelum pandemi per bulannya," terang Irfan.

Selain itu, sambungnya, sebagai national flag carrier, Garuda Indonesia juga diminta untuk terlibat aktif dalam pemulihan ekonomi.

"Kami percaya, salah satu unsur dari pemulihan ekonomi itu adalah ekspor. Akhirnya kita buka penerbangan khusus kargo untuk komoditas dari Indonesia Timur, khususnya komoditas dari marine product seperti ikan. Kita buka penerbangan kargo menggunakan Airbus dari Manado ke Narita (Jepang), dari Makassar ke Singapura dan dari Denpasar ke Hong Kong. Masing-masing seminggu sekali," paparnya lagi.

Selain penerbangan kargo, Garuda Indonesia juga terlibat aktif sebagai maskapai yang memiliki kapasitas untuk mengangkut bahan-bahan kimia.

"Kita tahu bahwa ini akan banyak isu pergerakan produk-produk farmasi. Kita di Garuda Indonesia memiliki sertifikasi untuk itu. Karena itu, kita satu satunya maskapai yang mengirim dan menyimpan produk farmasi. Oleh sebab itu, kami juga lah yang kemarin membawa vaksin dari China (ke Indonesia)," jelasnya.

Irfan melanjutkan, Garuda Indonesia selama masa pandemi Covid-19 juga fokus bergerak pada penerbangan carter.

"Jadi kondisi pandemi ini memaksa beberapa perusahaan di Indonesia untuk mengirimkan pekerjanya dari homebase-nya atau kembali ke homebase-nya dengan pesawat carter," kata Irfan.

"Kita juga fokus pada penerbangan repatriasi untuk membawa pulang warga negara Indonesia dari luar negeri atau membawa warga negara asing dari Indonesia ke luar negeri," tambahnya.

Di sisi lain, belakangan ini ada angin segar mengenai pemulihan penerbangan di dalam negeri.

"Kita bersyukur, pasar domestik kita recovery-nya cukup cepat datau membuka dirinya cukup cepat dibandingkan yang lain," tandasnya.