Gerindra Pegang Kunci, Dico Terancam Gagal di Pilwakot Semarang

Dico Ganinduto dan partai pengusungnya Partai Golkar dan PSI masih bingung gara-gara kursi di parlemen kurang untuk mengusung bakal calon wali kota di Pilwakot Semarang. Dicky Aditya/RMOLJateng
Dico Ganinduto dan partai pengusungnya Partai Golkar dan PSI masih bingung gara-gara kursi di parlemen kurang untuk mengusung bakal calon wali kota di Pilwakot Semarang. Dicky Aditya/RMOLJateng

Drama Pemilihan Wali Kota (Pilwakot) Semarang terus memunculkan beragam spekulasi. Terbaru, Dico Ganinduto yang telah resmi siap maju, bisa gagal lantaran terganjal kurangnya kursi parlemen di DPRD dari dua partai pengusungnya, Golkar dan PSI.


Bahkan, Dico bisa gagal maju gara-gara itu. Nasibnya kemungkinan bakal ditentukan partai-partai pengusung. Padahal, tersisa dua partai saja belum bergabung ke dalam koalisi, yaitu Partai Gerindra dan PDI-P. 

Melihat peluang koalisi, sepertinya Partai Golkar atau PSI lebih condong menjalin koalisi dengan Partai Gerindra. Partai-partai lain telah memutuskan berlabuh mendukung Yoyok Sukawi, totalnya ada 6 partai politik (Parpol) di dalam koalisi Partai Demokrat. 

Menanggapi hal ini, Pengamat Politik Universitas Diponegoro Dr Teguh Yuwono menjelaskan, kunci penentu ada di Gerindra, tetapi di dalam persaingan Pilwakot Semarang nanti kemungkinan muncul dua kubu berhadap-hadapan. 

"Besar peluangnya dua kubu antara koalisinya Demokrat dan PDI-P. Tapi, menunggu finalnya kan keputusannya di Gerindra beri dukungan ke mana," kata Teguh. 

Namun, di satu sisi, sebut Teguh, bukan tak mungkin PDI-P juga akan mempunyai andil besar merubah peta persaingan jika ternyata mengusung calon sendiri di dalam Pilwakot Semarang besok. 

"Belum bisa ditebak karena PDI-P juga diam-diam saja seperti sedang menunggu untuk beri serangan balik. Nggak mungkin kalau PDI-P dalam ajang sekelas Pilwakot Semarang tidak mengajukan kadernya sendiri kan. Mereka tidak mungkin hanya ikut bergabung dengan koalisi, pasti siap tarung," terang Dekan FISIP Undip ini.