Partai Gerindra mengakui bahwa peluang untuk berkoalisi
dengan PDIP di Pilpres 2019 mendatang masih terbuka. Peluang itu akan
semakin lebar jika PDIP memilih untuk tidak mengusung petahana Joko
Widodo.
- Faros Bantah Maju Pilwakot Salatiga untuk 'Menyelematkan' Sang Ayah
- Pilwalkot Solo: Setelah PAN, PSI dan PKB juga akan Usung Gusti Bhre-Astrid Widayani
- KPU Kabupaten Magelang Tuntaskan Lebih Awal E-Coklit Pilkada 2024
Baca Juga
Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra, Ferry Juliantono menjelaskan, saat ini PDIP tengah kesal dengan Jokowi. Sebab, jagoan mereka di Pilkada Jawa Timur, Saefullah Yusuf-Puti Guntur Soekarno kalah oleh Khofifah Indar Parawansa-Emil Dardak. Kekalahan itu tidak lain disebabkan oleh ulah Jokowi.
"Sebesar apa tingkat kemarahannya pada Pak Jokowi karena Pilkada Jatim. feeling saya sudah 80 persen lah," kata Ferry saat ditemui di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (7/7) dikutip dari Kantor Berita Politik RMOL
Ferry menjelaskan bahwa kekalahan Gus Ipul-Puti terjadi akibat Jokowi mengizinkan Khofifah cuti dari jabatan sebagai Menteri Sosial RI.
"Penyebab utama kesalahan Saifullah Yusuf-Yusuf-Puti adalah Pak Jokowi. Karena dia memberi izin Khofifah ikut Pilkada. Kesalahan fatalnya itu," tekan Ferry.
PDIP, sambungnya, sangat kesal dengan Jokowi. Sebab dalam pilgub ini, Ketua Umum Megawati Soekarnoputri mati-matian hingga turun langsung ke lapangan untuk berkampanye.
Atas alasan itu, Ferry
berkesimpulan bahwa PDIP bisa jadi merapat ke Gerindra, jika batal
mendukung Jokowi. Apalagi, ideologi kedua partai memiliki kesamaan.
- Belasan Pengurus dan Caleg Golkar Beralih Dukung Ganjar-Mahfud
- Kantor DPC PDI P Dibanjiri Karangan Bunga
- Pilbup Batang 2024, Bambang Pacul Sebut Ahmad Ridwan Sebagai Kandidat Cabup dari PDI Perjuangan