Hadapi Revolusi Industri 4.0, UNSA Gunakan Perkuliahan Berbasis Tehnologi Informasi

Memasuki era globalisasi Persaingan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) semakin ketat. Universitas Surakarta (UNSA) telah memiliki bekal keyakinan berani maju dan bersaing secara cerdas.


Melalui kurikulum pendidikan tinggi yang responsif terhadap revolusi industri, serta menyiapkan sistem perkuliahan berbasis tehnologi informasi di yakini UNSA, mampu mewujudkan pendidikan tinggi berkualitas.

Wakil Rektor 1 UNSA Djoko Sutanto sampaikan sistem pendidikan di Universitas Surakarta, telah menetapkan standar kurikulum berbasis kompetensi yang menjamin lulusan UNSA memiliki kwalitas yang bagus.

Melalui kurikulum pendidikan tinggi yang responsif terhadap revolusi industri, serta menyiapkan sistem perkuliahan berbasis tehnologi informasi di yakini UNSA, mampu mewujudkan pendidikan tinggi berkualitas.

"Kita berupaya menciptakan sumber daya manusia yang siap dengan kompetensi dan memiliki ketrampilan yang tepat untuk menghadapi revolusi industri 4.0 yang mampu berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan bangsa," jelas Djoko Sutanto, Kamis (25/10).

Dengan begitu, Dies Natalis ke 20 UNSA, kali ini juga bertema Mewujudkan Sinergi Civitas Akademika Universitas Surakarta dalam Membentuk Generasi Berwawasan Revolusi Industri 4.0 yang Berkepribadian Indonesia.

Bahkan lulusan UNSA, dengan gelar Ahli Madya (D3) , Sarjana (S1) dan Magister seudah memenuhi standart yang sesuai dengan ketentuan dan aturan tentang Gelar dan Lulusan Perguruan Tinggi yang telah dikeluarkan oleh Kemenristekdikti.

"Semua wisudawan adalah mahasiswa yang tercatat pada Feeder PDDIKTI wilayah VI Jawa Tengah. Bisa dicek tidak ada mahasiswa 'siluman' di sini," tandasnya.

Tahun ini Universitas Surakarta (UNSA) akan  mewisuda sebanyak 691 lulusan dan 22 diantaranya berpredikat cumlaude. Dan mulai tahun ini ijasah dari lulusan  UNSA sudah memiliki PIN (Penomoran Ijasah Nasional). Namun bagi mereka yang menghendaki legalisir ijasah (fisik) untu melamar pekerjaan masih tetap dilayani.

"Bagi wisudawan yang lulus bulan Mei ini, dalam ijazahnya sudah ada PIN (Penomoran Ijazah Nasional. Namun jika ada yang meminta legalisir tetap dilayani," lanjutnya.

Sementara itu Astrid Widayani, ketua Yayasan Perguruan Tinggi Surakarta mengatakan, yayasan terus mendukung agar UNSA agar bisa lebih maju. Dengan mewujudkan visi kewirausahaan dilandasi dengan asas kejujuran, keterbukaan dan profesionalisme civitas

"Salah satunya dengan mengedepankan proses perkuliahan dari sistem manual menuju  pengajaran online dan face to face. Tujuannya agar para alumni mengikuti tantangan dan perkembangan jaman. Bukan hanya mengandalkan ijasah, tetapi juga kreatifitas memunculkan lapangan kerja baru," pesannya.