Anjloknya harga cabai keriting yang menyentuh angka Rp 7 ribu per Kilogram direspon jajaran pemerintah provinsi Jawa Tengah.
- Sukses Pertahankan Merek Semen Gresik sebagai Produk Bahan Bangunan Unggulan, SIG Raih BUMN Entrepreneurial Marketing Awards 2023
- Desa Gemah Gemilang Ekspor Perdana Kopi Ke Kanada
- Sungguh Tragis, Produksi Padi Melorot di Jateng, Begini Respon Rektor UMK
Baca Juga
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo meminta para Aparatur Sipil Negara (ASN) membeli cabai langsung dari petani.
Hasilnya? ASN Pemprov Jateng membeli sekitar 10 ton di harga Rp 18 ribu per Kg atau total di kisaran Rp 202 jutaan. Sebagian cabai itu digelar di halaman gedung Gradhika, kantor Gubernur Jateng.
"Sebenarnya harganya engga turun-turun amat (di pasar), tapi petaninya kasihan karena tengkulaknya kebanyakan. Kalau normal harga petani di kisaran Rp 12 ribu tapi harganya kemarin Rp 9 ribu, bahkan Rp 7 ribu," kata Ganjar, Senin (14/1/2019).
Ia mengakui sempat dinyinyirin netizen ketika harga cabai anjlok yang mempertanyakan peran pemerintah.
Ganjar langsung memerintahkan jajarannya untuk mencari tahu penyebabnya.
"Memang luas tanam bertambah, lalu ada oversupply juga," ujarnya.
Politisi PDIP itu menyatakan aksi borong cabai oleh ASN hanya sebuah intervensi darurat karena komoditas cabai tidak tahan lama.
Solusinya? Ia meminta para petani membentuk kelompok tani dan memasukkan datanya ke kartu tani.
Ia menjelaskan bahwa fungsi kartu tani bukan hanya untuk menyalurkan pupuk subsidi. Lebih dari itu, kartu tani untuk mendata petani, luas lahan, hingga komoditas yang ditanam.
"Misalnya tanam apa dan kapan, kalau masuk situ kan saya bisa memantau," jelasnya.
Di sisi lain, ia meminta kelompok tani punya divisi pemasaran yang memantau harga di pasaran. Sehingga para petani tidak ditipu di tingkat tengkulak.
- Kuota LPG Melon Untuk Rembang Tahun Ini Berkurang 180.000 Kilogram
- Wisuda 1.530 Wirausaha Baru, Kota Magelang Dipuji Pemprov Jateng
- Kendala Keterbatasan Kontainer Hambat Pengusaha Jateng Melakukan Ekspor ke LN