Hari ASI Sedunia, Konselor: Jangan 'Selingkuh' Dengan Susu Formula

Konselor ASI Titik Anggraini saat melakukan visit ke ibu yang baru melahirkan di Salatiga, Rabu (4/8). /RMOL Jateng
Konselor ASI Titik Anggraini saat melakukan visit ke ibu yang baru melahirkan di Salatiga, Rabu (4/8). /RMOL Jateng

Konselor ASI bersertifikat asal Salatiga, Titik Anggraini mengingatkan para ibu yang baru menjalani persalinan jangan pernah 'selingkuh' dengan susu formula. Pasalnya, air susu ibu (ASI) produktif merupakan investasi bayi jangka panjang.


Titik mengungkapkan, ASI eksklusif selama enam bulan harus benar-benar dimanfaatkan ibu-ibu usai melahirkan. Bahkan standar WHO pemberian ASI setidaknya selama 2 tahun.

"Karena ASI sebagai salah satu cara pencegahan stanting anak. Asi juga tidak hanya baik bagi tumbuh kembang bayi, tetapi juga untuk kesehatan si ibu sendiri," kata Titik saat melakukan visit ke sebuah rumah seorang ibu usai melahirkan di Salatiga, Rabu (4/8). 

Melalui ASI, lanjut dia, sekaligus sebagai zat antibodi yang dapat memperkuat sistem kekebalan tubuh bayi. Zat antibodi yang bersumber dari ASI ini tidak dapat digantikan dengan pemberian susu formula.

Penggantian ASI dengan susu formula, akan membuat bayi akan bingung puting. Dengan intensif pemberian ASI otot bicara akan mempermudah bayi bicara.

"Untuk itu, jangan pernah selingkuh untuk menggantikan ASI eksklusif dengan susu formula," tandasnya.

Kepada para ibu yang habis melahirkan dan proses menyusui, Titik selalu menekankan bahwa ASI merupakan asupan nutrisi utama bagi bayi. Oleh karena itu, pemberian ASI bisa memberikan banyak manfaat bagi bayi, di antaranya mencegah infeksi dan berbagai penyakit.

Selain itu, ASI juga bisa melancarkan pencernaan, mencukupi kebutuhan nutrisi bayi, mengenalkan bayi dengan banyak rasa, meningkatkan kecerdasan otak, mencegah bayi meninggal mendadak.

Ia menegaskan, beragam manfaat menyusui, mulai dari mencegah infeksi penyakit hingga mengurangi depresi, patut menjadi pertimbangan bila ibu-ibu habis melahirkan masih ragu untuk menyusui si bayi.

"Dan jangan lupa dengan pemberian ASI juga berisiko lebih rendah meninggal karena sindrom kematian bayi mendadak (SIDS), jika dibandingkan bayi yang tidak diberi ASI," ucapnya.