Ribuan siswa SD dan SMP se-Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang unjuk kebolehan dengan atraksi Tari Prajuritan saat memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) di Lapangan Mesu, Desa Suruh, Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang, Selasa (2/5).
- Pimpinan STIE AMA : Sejarah Pendirian Tidak Lepas dari Pemkot Salatiga
- Pemilihan Rektor ULM, Kredibilitas Menristekdikti Dipertaruhkan
- Kolaborasi SMP Pius dan SMP Wahid Hasyim Berbagi Takjil
Baca Juga
Sebelumnya, para siswa dari 37 Sekolahan SD dan 21 Madrasah Ibtidaiyah serta SMP di lingkungan Desa Suruh mengikuti Upacara Bendera dengan Pembina Upacara, Kakorwil Bidang Pendidikan Kecamatan Suruh, Heri Suwarto SPs., MP.d.
Tampak hadir sebagai tamu undangan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Semarang Sukaton, Kabid Pendidik Tenaga Kependidikan Budi Rianto, Anggota DPRD Kabupaten Semarang, serta pejabat Forkompimcam setempat.
Dalam atraksi Tarian Prajuritan yang merupakan tarian khas Kabupaten Semarang itu, para siswa berdandan semirip mungkin dengan sosok prajurit yang gagah.
Lengkap dengan 'senjata' yang disandang, gerakkan gesit nan lincah memukau penonton.
Berdasarkan Wikipedia, Tari Prajuritan adalah kesenian tradisional berbentuk tarian massal yang pertama kali muncul di Desa Getasan, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, Provinsi Jawa Tengah.
Tarian ini kemudian berkembang ke wilayah lain di Kabupaten Semarang dengan versi asal-usul dan tema yang berbeda-beda, antara lain Kecamatan Ambarawa, Kecamatan Banyubiru, Kecamatan Sumowono, dan Kota Ungaran.
Tarian tersebut juga berkembang di Kota Salatiga, tepatnya di Desa Tegalrejo, Kecamatan Argomulyo, Kota Salatiga
Tarian ini menggambarkan
Muncul di abad 18, Tari Prajuritan menceritan seorang pejuang membela rakyat, yakni Pangeran Samber Nyowo.
Dengan Berpegang teguh pada Tridharma Prajurit, Tari Prajuritan dibawakan kata siswa dengan dua guru wanita sebagai 'komandan' memukau para guru, tamu undangan serta masyarakat yang menyaksikan.
Sementara, Kakorwil Bidang Pendidikan Kecamatan Suruh, Heri Suwarto mengatakan kegiatan ini bagian dari menyemarakkan Hardiknas.
"Yang terlibat 1250 siswa peserta upacara, sedangkan yang terlibat dalam Tari Prajuritan sebanyak 575 siswa-siswi dan guru," kata Heri kepada RMOLJateng.
Dipilihnya Tari Prajuritan, diakuinya, menampilkan slogan yang sama dengan diserukan Pemerintah Merdeka Belajar yakni, Bergerak Berdampak.
Hari pun menyelipkan pesan, di Jari Pendidikan bagaiamana guru bisa melaksanakan platform mengajar dalam mewujudkan Merdeka Belajar.
"Selama ini sudah, tapi belum maksimal. Selama ini tenaga pendidik kita masih minim dalam hal kemampuan online," paparnya.
- 100-an Angkot Salatiga Siap Layani Pelajar Saat PTM
- Rektor IAIN Salatiga : Perguruan Tinggi Harus Jadi Pelopor dalam Isu Gender
- UMS Gelar ISETH Presentasikan 701 Papper