Harno: Pasar Induk Rembang Tidak Akan Dipindah

Bupati Rembang H Harno salah menghadirin halah bihalal Prgiyuban pedagang pasar Rembang, Rabu (7/5). Yon Daryono/RMOLJateng
Bupati Rembang H Harno salah menghadirin halah bihalal Prgiyuban pedagang pasar Rembang, Rabu (7/5). Yon Daryono/RMOLJateng

Bupati Rembang, H. Harno, menegaskan, bahwa Pasar Induk Kota Rembang tidak akan dipindah dan akan tetap berada di tempat semula. 

Ini disampaikan Harno saat menghadiri acara halal bihalal bersama Paguyuban Pedagang Pasar Rembang (P3R) di Primer Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Primkopti), di Desa Sumberjo, Rabu (7/5).

“Pedagang sudah sepakat tidak dipindah, maka dari itu sesuai dengan pertemuan yang sudah pernah kita lakukan. Pedagang sudah ayem, saya setujui pasarnya tetap ditempat semula,” kata Harno.

Sebagai tindak lanjut dari keputusan tersebut, Pemerintah Kabupaten Rembang akan melakukan revitalisasi Pasar Kota agar lebih representatif, tertata, dan memberikan kenyamanan baik bagi pedagang maupun pembeli. 

Politikus Partai Demokrat itu menekankan pentingnya penataan ulang, khususnya terkait fasilitas parkir yang selama ini menjadi penyebab kemacetan lalu lintas di sekitar pasar.

“Kalau sudah tetap, kita tinggal mendesain agar pasarnya tidak semrawut. Kita harus menyadari, utamanya setiap pagi, jalannya macet di sekeliling pasar. Maka kita harus bisa menciptakan pasar yang tidak semrawut. Ini adalah tanggung jawab kita bersama,” ujarnya.

Guna merealisasikan rencana tersebut, Bupati Harno menyampaikan bahwa revitalisasi pasar membutuhkan anggaran yang cukup besar. Untuk itu, Pemkab Rembang tengah mengupayakan bantuan anggaran dari pemerintah pusat.

“Kalau tidak dibangun tingkat, tidak akan muat. Dibikin tingkat desainnya, nanti parkiran motor bisa di baseman dan di atas bangunan pasar,” ungkap Harno.

Terkait desain bangunan pasar, Bupati meminta agar paguyuban pedagang bekerja sama dengan perangkat daerah terkait untuk melakukan studi banding ke daerah lain.

Hal ini dimaksudkan agar desain yang diterapkan sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi para pedagang.

“Saya ingin bangunannya nanti hasil aspirasi para pedagang. Sehingga tidak menyalahkan Pemkab, dan DED-nya harus dibuat sebagus mungkin agar tidak kecewa di kemudian hari,” pungkas Harno.