Melengkapi fasilitas di Taman Indonesia Kaya (TIK) Taman Menteri Soepeno, Wali kota Semarang, Hendrar Prihadi meresmikan 67 shelter PKL yang telah direnovasi, Senin (12/11/2018).
- Dinnakerind Demak: Bisa Kerja Tidak Sulit Masyarakat Disediakan Job Fair dan Pelatihan
- SDM Unggul dan UMKM Kreatif, Modal Wonogiri Sukses di Era Digital
- Masyarakat Harapkan Harga Sembako Normal, Biaya Belanja Selama Ramadan Bisa Naik Tiga Kali Lipat
Baca Juga
Seperti halnya pembangunan Taman Indonesia Kaya yang tidak dibayai oleh anggaran pemerintah, shelter yang berlokasi di Jalan Pandanaran II yang dibangun dengan nilai total Rp 799,842 juta tersebut juga merupakan hasil dari project pembangunan non pemerintah. Kali ini Bank Jateng menjadi pihak yang berpartisipasi, sebagaimana disampaikan Direktur Bisnis Korporasi dan Komersil, Pujiono.
Kepada Bank Jateng, Hendi sapaan akrab Wali Kota Semarang menyampaikan apresiasi atas partisipasi yang dilakukan dalam percepatan pembangunan di Kota Semarang.
Dirinya berharap kerja sama yang telah terjalin baik selama ini dapat terus dilanjutkan untuk mengembangkan Kota Semarang menjadi semakin hebat.
Shelter PKL di sekitar Taman Indonesia Kaya juga diharapkannya dapat menjadi tujuan wisata kuliner bagi wisatawan di Kota Semarang, sebagaimana sebelumnya Taman Indonesia Kaya yang dulu dikenal dengan Taman KB identik dengan kuliner jagung bakar dan tahu gimbal khas Semarang.
Dibangun dengan desain simple dan artistik, Walikota Semarang yang juga politisi PDI Perjuangan tersebut berpesan agar shelter PKL itu dapat dirawat dan dijaga sebaik mungkin.
Kepada para pedagang, Hendi juga meminta untuk tidak memasang harga yang terlalu mahal di tempat yang sudah dipercantik tersebut. Selain itu dia juga berpesan pada para penjual untuk dapat menggunakan piring rotan serta daun pisang untuk mengurangi produksi sampah di Kota Semarang.
Pembangunan shelter PKL ini telah melalui proses dan waktu yang tidak singkat, oleh karenanya harus sangat disyukuri, dijaga dan dirawat dengan baik. Jika ada kekurangan atau masukan terkait shelter, silakan datang ke rumah saya dan kita akan diskusi untuk mencari solusinya," pungkas Hendi.
Pemkot Semarang, lanjutnya, akan terus membantu agar kegiatan jual beli di shelter TIK dapat terus berjalan dengan lancar. Di antaranya, dengan menyelenggarakan berbagai event rutin setiap akhir pekan yang harapannya dapat menyedot animo masyarakat untuk hadir dan kemudian mampir menikmati sajian kuliner yang ada.
Selain itu, program kredit wibawa juga diharapkan dapat meringankan kebutuhan modal para pedagang. Kredit wibawa ini dapat mengajukan pinjaman berbunga 3% per tahun dengan ataupun tanpa agunan. Pinjaman yang diberikan berkisar Rp 5 hingga 50 juta.
Untuk memastikan kenyamanan para pengunjung serta kelancaran lalu lintas di sekitar TIK, Hendi juga telah menginstruksikan kepada Dinas Perhubungan dan Dinas Pasar untuk mengatur ketertiban parkir serta PKL yang akan berjualan.
Dipastikannya, shelter yang ada saat ini hanya akan digunakan untuk PKL yang telah terdata saja, selebihnya akan ditertibkan. Sementara terkait kantong parkir, Hendi menegaskan jika area di depan SMA Negeri 1 Semarang diyakini mampu menampung kendaraan para penikmat kuliner.
Sementara, Sri Purwanto, salah satu pedagang sekaligus ketua PKL Tahu Gimbal menyampaikan terima kasih kepada Pemkot dan Bank Jateng yang telah memfasilitasi para pedagang untuk berjualan.
Sri dan rekan-rekan pedagang lainnya menyatakan kesiapan untuk berjualan dengan tertib, bersih, rapi serta nyaman. Para pedagang, lanjut Sri, siap menjadi PKL jaman now yang memberikan kenyamanan bagi penikmatnya.
- Baru Dua Tahun Ditempati, Atap Kaca Atrium Pasar Induk Wonosobo Pecah
- SIG Tingkatkan Talenta-Talenta Digital Lewat Pembelajaran Menggunakan Platform Digital dan Beasiswa
- Jawa Tengah Jadi Provinsi Terbaik Program Pemberdayaan UMKM