Indonesia Dorong Negara-negara G20 Berbagi Vaksin Covid-19

Indonesia, melalui Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, mendorong kerja sama kesehatan, khususnya dalam program vaksinasi, dengan negara-negara G20.


Dalam pertemuan dengan para menlu G20 di Italia pada Senin (28/6), Retno menyoroti kesenjangan program vaksinasi antara negara maju dan negara berkembang.

Ia juga menggarisbawahi kemunculan varian baru virus corona yang mengharuskan dunia mempercepat vaksinasi secara adil.

"Dalam kaitan ini, Indonesia terus mendorong diterapkannya kesetaraan akses vaksin bagi semua negara," ujar Retno, Selasa (29/6).

Melansir Kantor Berita Politik RMOL, tiga hal yang didorong oleh Indonesia untuk mempercepat vaksinasi dengan setara adalah berbagi dosis, mendukung proposal TRIPS waiver atau penghapusan sementara hak cipta untuk vaksin dan pengobatan Covid-19, serta penutup kesenjangan pembiayaan untuk ACT-Accelerator.

"Khusus mengenai isu vaksin dan obat-obatan Covid-19, dapat saya sampaikan bahwa akhir-akhir ini saya melakukan komunikasi intensif, termasuk dengan Menlu India dan Menlu Jepang. Komunikasi dengan Menlu Jepang terfokus pada isu doses-sharing vaksin," jelasnya.

Menurut Retno, dalam komunikasi tersebut, Jepang berkomitmen menyumbangkan sekitar 2 juta dosis vaksin Covid-19 untuk Indonesia. Sebanyak 1 juta dosis direncanakan tiba pada 1 Juli, dan sisanya pada pertengahan bulan tersebut.

Jepang, lanjutnya, juga akan menyepakati kerja sama penyediaan obat-obatan terapeutik yang diperlukan oleh Indonesia.

Hal serupa juga disampaikan oleh Retno kepada Menlu India. Retno berharap agar India memberikan kelonggaran izin ekspor beberapa obat-obatan terapeutik kepada Indonesia.

"Permintaan Indonesia dipertimbangkan secara positif oleh India dan Indonesia telah menyampaikan rincian obat-obatan yang diperlukan saat ini," jelas Retno.

Sejak situasi pandemi Covid-19 memburuk, India telah memberlakukan pembatasan sementara untuk ekspor vaksin dan obat-obatan demi kebutuhan di dalam negeri.