SEG Solar (SEG), produsen photovoltaic (PV) terkemuka asal Amerika Serikat, telah menandatangani Perjanjian Pemanfaatan Tanah Industri (PPTI) dengan PT Kawasan Industri Terpadu Batang (Grand Batang City) untuk membangun pabrik baru. Rencananya, nilai investasi SEG untuk berinvestasi di Indonesia senilai lebih dari $500 juta USD.
- Presiden Jokowi Resmikan Kawasan Industri Terpadu Batang, Siap Tampung 250 Ribu Tenaga Kerja
- Mulai Hari Ini, Pengoperasian Tarif Gerbang Tol KIT Batang Diberlakukan
- Investasi Tinggi, Grand Batang City Raih Penghargaan Kawasan Industri Terbaik
Baca Juga
Jun Zhuge, pendiri dan COO SEG, serta Ngurah Wirawan, Direktur Utama Grand Batang City, secara resmi menandatangani PPTI untuk lahan seluas 40 hektar.
"Pabrik SEG di Grand Batang City akan menjadi salah satu fasilitas manufaktur PV terbesar di Asia Tenggara, dengan kapasitas produksi tahunan mencapai 5GW untuk sel surya dan 5GW untuk modul," kata Ngurah Wirawan, Rabu (15/5),
Ia menyebut serapan tenaga kerja dari proyek raksasa itu diperkirakan lebih dari 3.000 lapangan kerja. Dampaknya tentu bisa mendorong ekonomi lokal dan meningkatkan keterampilan tenaga kerja di bidang teknologi PV.
Ngurah menyebut Keberadaan SEG merupakan bukti nyata daya tarik Grand Batang City sebagai tujuan investasi
utama bagi industri manufaktur PV. Pihaknya berkomitmen untuk memberikan dukungan penuh kepada SEG Solar dalam membangun pabrik mereka dan membantu mereka mencapai kesuksesan di Indonesia.
"Tata letak terintegrasi di seluruh rantai industri sangat penting bagi SEG untuk mematuhi standar rantai pasokan yang sesuai dengan hukum. Melalui koordinasi hulu dan hilir, SEG memastikan penyediaan produk hijau yang bersih dan dapat dilacak untuk pasar di Amerika Serikat, Eropa, dan Indonesia, dengan demikian memfasilitasi transisi global menuju energi hijau rendah karbon," kata Jun Zhuge, Pendiri dan COO SEG.
Pembangunan pabrik SEG Solar di Grand Batang City diharapkan akan dimulai pada tahun 2024 dan selesai pada kuartal kedua tahun 2025.
SEG Grand Batang City akan menjadi pusat manufaktur energi terbarukan terbesar di Asia Tenggara. Hal itu juga memperkuat komitmen terhadap energi terbarukan dan transisis menuju masa depan energi berkelanjutan, dan mendorong lokalisasi produksi dan meningkatkan efisiensi.
- Pilot Project Quick Wins: Tamasya Jadi Harapan Baru Cegah Stunting Di Kawasan Industri
- Jelang Pemberangkatan Calhaj, Bupati Batang Beri Wejangan Khusus
- Tanggap Darurat, Pelajar SMABAH Ikuti Simulasi Penanganan Kebakaran