Jaringan Seluler Di Myanmar Terganggu

Myanmar mengundang sorotan publik dunia awal pekan ini Senin (1/2) dengan kabar bahwa militer negara tersebut merebut kekuasaan dan mengumumkan keadaan darurat selama satu tahun.


Myanmar mengundang sorotan publik dunia awal pekan ini Senin (1/2) dengan kabar bahwa militer negara tersebut merebut kekuasaan dan mengumumkan keadaan darurat selama satu tahun.

Langkah ini diambil menyusul ketegangan yang meningkat antara pemerintah sipil dan militer setelah pemilihan parlemen November tahun lalu.

Bukan hanya itu, pemimpin de facto Myanmar Aung San Suu Kyi dan Presiden Win Myint serta sejumlah pejabat senior lain dari Partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) juga ditahan di Naypyidaw.

Di hari yang sama, sebuah video yang disiarkan di televisi milik militer mengatakan bahwa kekuasaan telah diserahkan kepada panglima angkatan bersenjata Jenderal Senior Min Aung Hlaing.

Mereka menyebut bahwa hal ini dilakukan karena kecurangan dalam pemungutan suara November lalu.

Akibat pengambilalihan kekuasaan oleh militer itu, situasi di lapangan menjadi kacau.

Kabar yang dimuat BBC menyebut, koneksi data seluler dan internet dari beberapa layanan telepon telah terganggu di kota-kota besar, sementara lembaga penyiaran negara MRTV mengatakan sedang mengalami masalah teknis dan tidak mengudara.

Bukan hanya itu, komunikasi di Naypyitaw juga terputus dan sulit untuk menilai situasi di sana.

Sektor perbankan juga terganggu. Menurut Asosiasi Bank Myanmar, bank untuk sementara waktu menghentikan semua layanan keuangan.

Orang-orang terlihat mengantri di ATM di Yangon di tengah ekspektasi krisis uang tunai dalam beberapa hari mendatang.