Jateng di Rumah Saja, Pengrajin Tempe Tahu di Salatiga Merugi

Kebijakan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo menghendaki warganya untuk Dua Hari di Rumah Saja, menyebabkan pengrajin tempe tahu di Salatiga merugi jutaan rupiah. Seperti diungkap Amat Rochim, warga Sanggrahan RT 001 RW 00I, Tingkir Lor, Tingkir, Salatiga.


Kebijakan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo menghendaki warganya untuk Dua Hari di Rumah Saja, menyebabkan pengrajin tempe tahu di Salatiga merugi jutaan rupiah. Seperti diungkap Amat Rochim, warga Sanggrahan RT 001 RW 00I, Tingkir Lor, Tingkir, Salatiga.

Ia menyebutkan, dalam sehari setidaknya ia rugi antara Rp800 ribu- Rp1 juta.

"Kan saya tetap membayar gaji karyawan, padahal tidak ada produksi berarti tidak ada pendapatan yang masuk," ujar Amat Rochim saat dikonfirmasi wartawan, Sabtu (7/2).

Sementara, dari pantauan di sejumlah pasar di Salatiga keberadaan lauk tradisional khas Indonesia itu tidak ditemukan.

"Tidak ada yang jualan. Karena memang katanya tidak boleh ada aktivitas untuk menutup mata rantai penyebaran virus Corona," ungkap Narti (40), pedagang ditemui di Pasar Raya Salatiga, Sabtu (6/7).

Hal serupa disampaikan beberapa pegawai Rumah Makan (RM) sederhana di Salatiga. Mereka rata-rata tidak menemukan tempe tahu di pasaran.

"Untungnya ada stok. Jadi masih bisa membuat lauk tempe tahu," imbuh Darmi (35), seorang karyawan RM di Salatiga. [sth]