Jelang Idul Fitri, Pemkot Semarang Pantau Peredaran Daging Tak Layak Konsumsi

Pemerintah Kota Semarang melalui Dinas Pertanian Kota Semarang melakukan pemantauan peredaran daging tak layak konsumsi di Pos Pemeriksaan Daging dan Rumah Pemotongan Hewan (RPH), Sabtu (8/5) dini hari.


Pemerintah Kota Semarang melalui Dinas Pertanian Kota Semarang melakukan pemantauan peredaran daging tak layak konsumsi di Pos Pemeriksaan Daging dan Rumah Pemotongan Hewan (RPH), Sabtu (8/5) dini hari.

Pemantauan ini dilakukan untuk melindungi masyarakat dari peredaran daging tak layak konsumsi saat momentum hari raya Idul Fitri sudah didepan mata. Selain itu, tingginya permintaan daging jelang lebaran, juga membuat tidak sedikit pedagang nakal yang mencampur daging tak layak konsumsi kedalam lapak dagangannya, sehingga pemantauan mutu dan kualitas daging ini perlu dilakukan.

Kepala Dinas Pertanian, Hernowo Budi Luhur, yang memimpin langsung pemantauan daging mengatakan, jika pantauan ini adalah upaya Pemerintah untuk mencegah peredaran daging tak layak konsumsi ke masyarakat.

"Menjelang hari-hari besar Dinas Pertanian selalu melakukan upaya kontrol, jadi evaluasi pelaksanaan penjualan daging mulai dari produksinya sampai di pasar nya seperti apa. jadi supaya masyarakat kita bisa mendapatkan daging yang sehat untuk dikonsumsi," kata Hernowo.

Pantauan terhadap peredaran daging sapi tak layak konsumsi ini seperti daging glonggongan, daging busuk hingga daging oplosan dengan daging celeng.

Di pos pemeriksaan daging, petugas memeriksa secara teliti setiap daging yang dibawa pedagang. Pemeriksaan tersebut meliputi pemeriksaan kandungan air pada daging hingga pemeriksaan surat kelengkapan asal usul daging yang diterbitkan oleh Dinas Pertanian dari daerah asal daging.

Di pos pemeriksaan daging, petugas menemukan hati sapi tak layak konsumsi karena mengandung cacing pita. Dan oleh petugas, hati sapi tersebut disita untuk selanjutnya dimusnahkan.

"Selain di pos pemeriksaan daging kami juga melakukan pemantauan di RPH, tujuannya untuk memastikan bahwa proses penyembelihan hewan di tempat tersebut telah sesuai standar," tuturnya.

Setiap harinya produksi daging sapi di Kota Semarang mencapai total 26 ribu kilogram, dimana 20 ribu kilogramnya diproduksi oleh RPH Kota Semarang dan 6 ribu kilogram sisanya dipasok dari luar daerah seperti Boyolali, Salatiga dan Kendal.

Di tempat terpisah, Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi menyampaikan agar Dinas terkait selalu melakukan pemantauan dan pengecekan kebutuhan serta harga kebutuhan pokok di pasar jelang Lebaran tiba.

"Kalau kecenderungannya pada saat menjelang lebaran pasti permintaan masyarakat sangat tinggi karena ingin merayakan kemenangan dengan makan enak dan masak lebih banyak. Maka pasti akan ada kenaikan, tapi kami mencoba terus memantau pasar supaya tidak ada pedagang yang mremo terlalu tinggi, karena sebenarnya stoknya sangat cukup," kata Hendi.

Hendi juga mengatakan, sejauh ini stok daging hingga kebutuhan pokok lainnya masih sangat aman hingga menghadapi hari raya tiba. Meski demikian, beberapa kebutuhan pokok seperti cabai dan Bawang merah mengalami peningkatan harga.

"Kita sudah cek ke beberapa pasar, hampir semuanya terkendali kecuali cabe rawit dan bawang agak tinggi, sejauh ini stok kebutuhan pokok masih aman, cuma untuk harga ada beberapa yang tinggi, sedangkan kebutuhan seperti daging dan ayam pasti akan meningkat jelang lebaran kan orang membuat opor, sambel goreng ati, tapi insyaallah hari ini dengan penetrasi dari RPH, harga daging tidak akan melonjak terlalu tinggi." pungkas Hendi. [sth]