Ratusan Narapidana Ikuti Pelatihan Jahit Garmen

480 narapidana Lapas Kelas I Semarang mengikuti pendidikan dan pelatihan berbasis kompetensi operasi jahit garmen.


Wakil Wali Kota Semarang, Hevearita G. Rahayu menyebut, 70% peserta pelatihan Diklat 3 In 1 Berbasis Kompetensi Operator Jahit Garmen angkatan 3 merupakan Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) alias narapiada/ napi asal Kota Semarang.

"Untuk itu, kami atas nama Pemerintah Kota Semarang mengucapkan terima kasih atas pelatihan ini," kata Hevearita ditengah pembukaan kegiatan Diklat 3 In 1 Berbasis Kompetensi Operator Jahit Garmen angkatan 3, di Lapas Kelas I Semarang, Senin (21/2).

Mendukung penuh kegiatan tersebut, Kakanwil Kemenkumham Jateng, A. Yuspahruddin didampingi Plt. Kadivpas yang sekaligus menjabat sebagai Kalapas Kelas I Semarang, Supriyanto.

Kegiatan Kanwil Kementerian Hukum dan HAM Jawa Tengah ini, ditujukan kepada Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP), berkolaborasi dengan Balai Diklat Industri Yogyakarta dan CV. Amura Pratama.

Hevearita mengungkapkan pelatihan ini akan bisa memberikan keterampilan dan kemampuan berwirausaha bagi teman-teman warga binaan.

"Kami berharap ilmu ini bisa menjadi bekal dan bisa digunakan bagi WBP setelah selesai menjalani masa pidana di Lapas Kelas I Semarang sehingga bisa menjadi peluang usaha dan bisa memberikan manfaat serta tambahan nafkah bagi keluarga," terang dia.

Ia juga menyampaikan, bahwa Pemerintah Kota Semarang mengapresiasi kegiatan ini karena dapat meningkatkan softskill dan kemandirian dari WBP.

Kemudian, ia juga memuji karya WBP Lapas Kelas I Semarang diantaranya batik, kaligrafi, bakery dan furniture.

Sementara, Kakanwil Kemenkumham Jateng, A.Yuspahruddin menyebut bahwa diklat ini merupakan salah satu dari kegiatan pokok lapas.

"Tugas dari pemasyarakatan itu melakukan pembinaan dan pembimbingan, agar WBP setelah menjalani masa hukumannya dapat menjadi manusia yang seutuhnya, menyadari kesalahannya serta bisa memperbaiki diri dan aktif produktif dalam bermasyarakat. Produktif yang berarti dapat menghidupi dirinya sendiri," papar Yuspahruddin.