Jokowi: Saya Dengan Pak SBY Beda Tipis

Seremoni pembukaan Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Partai Demokrat 2018 seakan menjadi ajang sekaligus sinyal Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Presiden Joko Widodo akan berkoalisi pada Pilpres 2019.


Sinyal pertama diberikan oleh SBY. Presiden keenam itu mengatakan meski Demokrat bertekad untuk mengusung capres-cawapres pada Pilpres nanti, tapi tidak tertutup kemungkinan partainya juga akan bersama Jokowi.

"Jika Allah sudah menentukan, insya Allah tidak menutup kemungkinan partai Demokrat berjuang bersama Bapak (Jokowi)," sebut SBY saat memberi sambutan Rapimnas, di Gedung SICC, Bogor, Jawa Barat (Sabtu, 10/3) seperti dikutip Kantor Berita Politik RMOL

Setelah SBY, giliran Jokowi yang memberikan sinyal. Saat memberikan sambutan, kader PDIP itu mengatakan bahwa dirinya sesungguhnya sangat demokrat.

Awalnya, Jokowi mengaku heran dengan informasi di media sosial yang mengatakan bahwa dirinya merupakan pemimpin yang sangat otoriter.

"Saya heran saja kenapa dibilang otoriter. Menurut saya, saya ini tidak ada potongan otoriter sama sekali," terangnya.

Penampilannya pun klaim dia sama sekali tidak sangar. Dia selalu tersenyum kepada orang-orang.

"Makanya saya berani bilang, saya ini bukan seorang pemimpin yang otoriter. Saya ini seorang demokrat," tegas Jokowi.

Pada kesempatan itu, Jokowi juga mengaku selama ini selalu menghormati pendapat orang lain dengan tidak henti-hentinya mendengar pendapat, menjaga pendapat, dan menjadi pendengar yang baik.

"Kurang lebih saya memenuhilah kriteria itu. Artinya, saya dan Pak SBY ini bedanya tipis banget. Kalau saya seorang demokrat, nah kalau Pak SBY tambah satu, ketua umum Partai Demokrat. Jadi bedanya tipis sekali," canda Jokowi disambut tepuk tangan meriah peserta rapimnas.