Jubir Vaksinasi Covid-19: Hadapi Varian Omicron, Kerja Sama Semua Pihak Menjadi Kunci

Tercatat telah 8 kasus varian Omicron ditemukan di Indonesia dan saat ini dalam penanganan. Terkait hal tersebut, Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan RI, Siti Nadia Tarmizi sekali lagi menegaskan, apapun varian virusnya, kunci menghadapinya tetap sama, yaitu tegakkan protokol kesehatan, perkuat upaya testing, lacak dan isolasi, serta lakukan vaksinasi.


“Saat ini Omicron ini menjadi varian yang menyita banyak perhatian, terutama dengan  karakteristiknya yang memungkinkan untuk memunculkan gelombang COVID-19 di berbagai  negara,” tutur Nadia dalam Siaran Pers dari Media Center Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) – KPCPEN, Jumat (24/12/2021). 

Badan Kesehatan Dunia WHO, kata Nadia, menyatakan per tanggal 23 Desember, sudah ada 110  negara yang melaporkan telah menemukan kasus Omicron, baik yang diperoleh dari para pelaku  perjalanan maupun yang dari komunitas, dalam arti, sudah ada penularan di tingkat masyarakat.   Tingkat penularan Omicron diyakini melebihi varian Delta, meski sejauh ini gejala yang ditimbulkan  lebih ringan.

Namun, Nadia mengatakan, studi masih terus dilakukan untuk memahami  karakteristik varian ini. WHO dalam laporannya menyampaikan bahwa risiko untuk semua negara masih dikategorikan  sangat tinggi.   Dengan mempertimbangkan varian dominan saat ini masih varian Delta (96%) yang  sempat memunculkan gelombang besar di berbagai negara beberapa waktu yang lalu. 

“Tentu kita sudah melakukan antisipasi supaya Omicron yang sudah diidentifikasi di Indonesia tidak  menyebar dan meluas di masyarakat. Oleh karena itu, semua harus ikut andil dalam upaya  pengendalian transmisi varian ini,” tegas Nadia.  

Ia juga menekankan, semua pihak harus tetap  waspada dan tetap prokes, juga bersiap jika gelombang berikutnya mungkin akan muncul seiring  dengan meluasnya varian baru tersebut. Dalam mencegah dan mengendalikan Omicron, Nadia menekankan kerja sama dari berbagai pihak adalah kunci utamanya. Disamping tentu selalu mendukung upaya-upaya yang tengah dilakukan,  seperti segera melakukan vaksinasi.  

“Apapun jenis vaksinnya. Tidak pilih pilih vaksin. Pastikan kita  dan orang-orang di sekeliling kita sudah mendapatkan vaksinasi lengkap. Bantu untuk memberikan  pengertian dan pemahaman tentang pentingnya vaksinasi, bagi diri sendiri dan orang-orang di sekitarnya," papar Nadia.     

Kemudian, mematuhi protokol kesehatan, seperti menggunakan masker yang pas, mencuci  tangan, menghindari kerumunan, menjaga jarak, dan paling penting jika merasa memiliki gejala  seperti demam batuk dan nyeri tenggorokan, segera memeriksakan diri ke puskesmas atau fasilitas  pelayanan kesehatan (fasyankes) terdekat. Selain itu, juga mendukung kegiatan pelacakan kontak  dan pemeriksaan swab jika diperlukan.  

Dalam laporan Satgas COVID-19, di mana survei terkait kepatuhan terhadap protokol kesehatan  dilakukan secara rutin, terlihat bahwa kepatuhan sudah baik.  

“Akan tetapi masih cukup banyak  kab/kota yang masih rendah angka kepatuhannya, seperti dalam penggunaan masker. Oleh karena  itu, mari untuk saling mengingatkan betapa pentingnya penggunaan masker dan juga protokol  kesehatan lainnya, untuk mencegah penularan COVID-19,” tandas Nadia.  

Menyoroti pergerakan warga menjelang Natal dan Tahun Baru (Nataru), Nadia mengimbau  masyarakat untuk tetap memperhatikan protokol kesehatan, guna mencegah adanya gelombang  COVID-19 ketiga sebagai dampak dari peningkatan mobilitas dan interaksi antar masyarakat.  Dikatakannya, saat ini mobilitas penduduk di Maluku, Nusa Tenggara dan Papua sudah meningkat  melebihi kondisi pra pandemi COVID-19. Sedangkan mobilitas penduduk di Jawa dan Bali, meskipun  masih di bawah kondisi pra pandemi, meningkat sejak awal Desember 2021.  

“Mobilitas penduduk tinggi merupakan faktor risiko transmisi COVID-19,” tegas Nadia, “kami dari  pemerintah selalu melakukan mitigasi terkait peningkatan risiko penularan, terutama yang  dipengaruhi oleh peningkatan pergerakan masyarakat selama masa libur panjang ini,” imbuhnya.  

Ia meminta seluruh masyarakat dan tentunya para pelaku perjalanan untuk selalu mematuhi  protokol kesehatan dan selalu memantau kesehatan diri sendiri juga keluarga. Jika ada yang sakit  untuk dapat segera memeriksakan diri ke puskesmas atau fasyankes terdekat.  

“Hal ini akan sangat  bermanfaat bagi upaya pengendalian pandemi di tingkat daerah dan nasional,” tuturnya.   

Nadia juga kembali mengingatkan, agar masyarakat berperan aktif menyukseskan vaksinasi,  terutama kelompok rentan seperti kelompok lansia, ibu hamil, orang dengan penyakit penyerta  (komorbid), dan anak-anak. Kesempatan yang sama, Nadia menyampaikan perkembangan terkini situasi COVID-19 di tanah air. 

Melihat angka reproduksi efektif sebagai ukuran pengendalian laju pandemi yang harus dibawah 1,  kata Nadia, per tanggal 16 Desember 2021, angka ini sudah di bawah 1 di semua regional.  

“Jika kita lihat situasi nasional, terjadi penurunan kasus baru mingguan sebesar 4% dan penurunan  jumlah kematian juga sebesar 14% dibandingkan dengan minggu sebelumnya. Testing rate dan  positivity rate dan juga penggunaan tempat tidur COVID-19 termasuk ICU dapat kita jaga dalam level aman," pungkasnya.