Kagumi Keluarga Jokowi, Gus Iqdam 'Dekengan Pusat' dan Gus Kautsar Doakan Prabowo-Gibran

Prabowo-Gibran. Dok
Prabowo-Gibran. Dok

Dua ulama muda kharismatik asal Jawa Timur mengikuti doa bersama untuk kemenangan Prabowo-Gibran di Banjarsari, Surakarta. Keduanya adalah K.H. Muhammad Iqdam Kholid alias Gus Iqdam dan K.H. Muhammad Abdurrahman Kautsar atau Gus Kautsar.


Mereka hadir dalam Istighotsah & Doa Bersama bertajuk “Menuju Pemilu Damai & Kemenangan Prabowo-Gibran".

"Mas Gibran semoga dalam perjuangannya senantiasa mendapatkan lindungan dan ridho dari Allah subhanahu wa taala," ujar Gus Iqdam, dikutip Rabu (24/1).

Dua ulama itu duduk berdampingan di panggung, bersama calon wakil presiden nomor urut dua Gibran Rakabuming Raka. Begitu juga tokoh masyarakat lainnya seperti K.H. Abdul Karim atau biasa disapa Gus Karim, sebagai guru ngaji presiden.

Lalu hadir juga Mbah Lepo, pengasuh Ponpes Al Iksan Solo.

Gus Iqdam merasa kagum dengan keluarga besar Presiden Jokowi bisa menjadi orang-orang yang hebat. Menurutnya, hal itu karena memiliki kebiasaan mendoakan orang tua melalui pengajian sering digelar.

"Kulo (saya) itu selalu meyakini ketika ada orang hebat itu pasti beliau itu memiliki keistiqomahan religius itu pasti dan saya lihat Pak Jokowi beliau itu sangat hebat bisa menjadi presiden di Indonesia berkali-kali dan punya anak juga hebat jadi wali kota, setelah itu mau jadi wakil presiden," ucapnya.

"Ini sebenarnya apa, amaliah keluarganya Pak Jokowi dan alhamdulillah setelah malam hari ini saya hadir di Solo terjawab ternyata memiliki keistiqomahan religius, senantiasa menaikkan derajatnya orang-orang tuanya yang sudah meninggal dengan istiqomah setiap minggu, malam Rabu, seminggu sekali istiqomah rutinan ini jawabannya," sambung Pendakwah muda Nahdlatul Ulama dan pengasuh Pondok Pesantren Mambaul Hikam II Blitar, Jawa Timur itu.

Oleh karena itu, Gus Iqdam menyampaikan jika ingin menjadi orang sukses, harus belajar banyak dari keluarga Preisden Jokowi yaitu senantiasa mendoakan kedua orang tua.

"Maka dari itu, kita semua patut belajar dengan Pak Jokowi dengan keluarganya Pak Jokowi ketika memang kita itu ingin dinaikkan derajatnya oleh Allah subhanahu wa taala, jangan pernah berhenti untuk mendoakan kedua orang tua kita," ungkapnya.

Gus Iqdam menuturkan, sesibuk apa pun pekerjaan dan aktivitas dijalani selalu mendoakan dan berbakti kepada kedua orang tua akan ditinggikan derajatnya oleh Allah SWT.

Di akhir sambutan, Gus Iqdam mashur dengan istilah ‘Dekengan Pusat’ itu mengatakan Gibran tidak usah khawatir sebab dirinya berada di belakangnya. 

"Tenang saja, tenang saja, yang penting Mas Gibran gak usah khawatir, gak usah khawatir Mas Gibran di belakang jenengan (anda) ada saya," katanya.

Gus Kautsar yang juga pengasuh Pondok Pesantren Al-Falah Ploso Kediri itu berharap agar majunya Gibran sebagai cawapres mendampingi Prabowo Subianto dapat memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi masyarakat.

"Yang sedang sibuk menjadi pribadi yang lebih bermanfaat bagi bangsa Indonesia Mas Gibran Rakabuming Raka. Bahwa masing-masing dari kita ini memang cara bermanfaatnya beda-beda, cara berguna bagi yang lain berkontribusi bagi yang lain itu memang beda-beda," ucapnya.

Gus Kautsar menyampaikan, Gibran menjadi cawapres termuda sering dipandang sebelah mata karena usia lebih muda dibanding kandidat lainnya. Padahal menurut Gus Kautsar kemampuan seseorang itu tidak bisa diukur dari usia.

"Mohon maaf Mas, banyak sekali orang yang meragukan bahwa kemampuan panjenengan (Gibran) atau usia panjenengan itu apakah kemudian sudah layak untuk ikut berkompetensi di ajang pilpres," katanya.

"Jadi Mas Gibran banyak sekali orang-orang yang muda secara usia itu ketika kita ngomong yang sepuh-sepuh itu sangat tertarik untuk mendengarkan dan kemudian mengikutinya. Tapi berapa banyak orang yang matang secara usia ketika ngomong kemudian membuat orang itu jengah gak tertarik bahkan ditertawakan," tambahnya.

Bahkan kata Gus Kautsar sahabat Rosulullah Sayyidina Umar sempat kecewa karena dulu banyak yang meragukan kemampuan anak muda.

"Dan lagian dulu sahabat-sahabat itu, sahabat-sahabat terbaik yang ada di sekitar Rasulullah itu yang yang selalu mendampingi itu rata-rata memang usianya masih sangat belia, masih sangat muda. Makanya Sayyidina Umar sangat kecewa ketika ada beberapa orang meremehkan kualitas anak muda, tapi sih paling penting mau tua mau muda yang penting adalah kemampuan," tukasnya.