Kalau SBY-Mega Semeja, Gempar

Demokrat dan PDIP mulai saling lirik. Kemarin, elite kedua partai ini melakukan pertemuan. Hasilnya, ada kesepakatan pertemuan gus Harimurti Yudhoyono (AHY) dengan Puan Maharani dalam waktu dekat. Keputusan yang tak terlalu mengejutkan. Jadi gempar jika kedua partai bisa mempertemukan SBY-Mega dalam satu meja.


Demokrat seperti kesulitan bertemu dengan PDIP. Jangankan melobi, bertemu saja pun susah bukan main. Keinginan Demokrat bertemu dengan PDIP itu sudah diungkapkan sejak lama. Dari awal tahun lalu. Sejak AHY membisikkan keinginan itu kepada Mega saat pengambilan nomor urut partai. Namun, keinginannya itu tak terlalu direspons. Mega kemudian hanya mengutus anaknya, Prananda Prabowo, untuk bertemu AHY. Meski sudah diagendakan bertemu, toh tak ada pertemuan yang digelar. Sampai pilkada usai. Sampai pendaftaran capres tinggal beberapa pekan lagi.

Cerita mulai berubah setelah kemarin Wakil Ketua Dewan Pembina Demokrat Agus Hermanto menyambangi markas PDIP di Jalan Diponegoro, Jakarta. Agus datang sendiri. Dengan senyum mengembang. Dengan kepercayaan diri tinggi. Ia disambut Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto. Juga dengan tangan terbuka. Keduanya lalu melakukan pertemuan tertutup selama satu jam.

Apa hasilnya? Hasto bilang rencana pertemuan yang diagendakan selama ini memang tak kunjung terealisasi. Maklum disibukkan agenda politik. Pilkada kemudian pencalegan. Tapi Hasto menjelaskan selalu ada ruang antar parpol untuk saling mengintensifkan komunikasi. Selalu ada ruang kerja sama antara parpol untuk bekerja sama. "Meski posisi politiknya berbeda," kata Hasto.

Nah, lanjut Hasto, PDIP pun siap menjalin komunikasi dengan PDIP. Bu Mega pun sudah setuju. Hanya saja, pertemuan digelar antara AHY dengan Puan. Mega tak jadi mengutus Prananda bertemu AHY.

Sementara, Agus mengaku gembira dengan kesepakatan ini. Dia berharap ada pembicaraan lebih lanjut dalam waktu dekat dalam konteks pembicaraan pilpres. Posisi AHY di Demokrat adalah Ketua Komando Satuan Tugas Bersama (Kogasma). Atau ketua pemenangan Pilkada dan Pemilu. AHY juga adalah anak sulung SBY. Sementara Puan di PDIP menjabat Ketua DPP nonaktif Bidang Politik dan Keamanan. Ia adalah putri dari Megawati.

Tak lama setelah pertemuan itu Demokrat memberikan klarifikasi. Mungkin karena hasil kesepakatan yang tak memuaskan. Atau masalah lain. Wasekjen Demokrat Rachland Nashidik mengatakan, kedatangan Agus ke PDIP atas inisiatif sendiri. Bukan atas perintah partai. Apalagi instruksi SBY. Dia bilang, Demokrat sebenarnya tidak melarang kader berinisiatif. Tapi mestinya dikomunikasikan dulu ide dan rencananya itu kepada AHY. Jangan kesusuk.

Sekjen Demokrat Hinca Panjaitan pun ikut mengomentari. Intinya sama saja. Dia bilang ada beberapa yang perlu diluruskan. Berita yang beredar seolah Agus ditugaskan SBY melakukan komunikasi dengan PDIP. Yang tepat adalah, SBY memberi ruang kepada kadernya untuk menjalin komunikasi. "Tapi, SBY tidak pernah memberikan instruksi dan tugas khusus kepada Bapak Agus untuk berkomunikasi dengan PDIP," kata Hinca dalam pesan yang diterima Rakyat Merdeka, tadi malam.

Sebelum pertemuan, SBY muncul di dunia maya. Dalam video berdurasi 13 menit. Dia bilang, partainya memiliki tiga opsi dalam pilpres nanti. Mengusung Jokowi, mengusung Prabowo, atau mengusung tokoh lain. SBY berkata, partainya akan meminta kandidat yang diusung menandatangani kontrak politik berisi 5 tuntutan. Dalam bidang ideologi, ekonomi, penegakan hukum, dan stabilitas politik. Terakhir menjaga persatuan dan kerukunan sosial.

Direktur Voxpol Center Pangi Syarwi Chaniago mengatakan, rencana pertemuan Puan dengan AHY adalah langkah positif dalam menjalin komunikasi. Meski, menurut dia, yang bertemu adalah para putra-putri mahkota, pertemuan keduanya bisa dianggap biasa saja. Dia ragu, pertemuan keduanya akan menghasilkan kesepakatan besar dalam soal pilpres. Karena kesepakatan politik biasanya diomongkan dan dibicarakan langsung antar ketua parpol. "Menjadi lain ceritanya jika jika pertemuan antara Mega dan SBY. Itu baru mengejutkan di dunia politik," kata Pangi, saat dikontak, kemarin.

Dia bilang, terlalu pagi untuk menyimpulkan pertemuan Puan dan AHY sebagai kawin politik. Pangi menilai SBY dan Mega masih terganjal "drama" setelah perang dingin bertahun-tahun. keduanya terlihat sudah move-on setelah bertemu di Istana pada 2017 lalu. tapi untuk melanjutkan ke urusan koalisi masih belum ada chemistry. "Belum klik antara keduanya untuk dilanjutkan ke kawin politik pilpres," kata Pangi.

Dia bilang, kawin politik di Pilpres 2019 sebenarnya mungkin saja terjadi. Apalagi ada adigium tak ada musuh dan teman abadi dalam politik. Koalisi akan terjalin ketika ada irisan kepentingan dan tidak terjadi korsleting. "Selama masih ada ganjalan, kawin politik itu tak akan ketemu," pungkasnya. ***