Kepala Rutan Salatiga Kelas IIB Salatiga Redy Agian tegas memasang badan dan memuliakan para narapidana/ Warga Binaan Rutan Salatiga.
- Ditpolairud Luncurkan PPNK
- Sebelum Dimakamkan, Almarhum Djatmiko Wardoyo 'Dipertemukan' Sejenak dengan Istri Tercinta di Depan Rumah Duka
- Libur Nataru, Jateng Minta Kedatangan Tamu Diperketat
Baca Juga
"Mereka bukan penjahat, bukan bangsat, bukan bajingan. Tapi yang ada di Rutan Salatiga adalah saudara-saudara saya bagian dari hidup sehari-hari. Saya muliakan, saya orangkan," kata Redy Agian di tengah Tausiyah dan Motivasi Hijrah ke Jalan Allah SWT diadakan Rutan Salatiga, (9/1).
Kegiatan dipusatkan di Selasar Rutan Salatiga itu juga menghadirkan mantan napi menempati Blok D9 Hartadi dan Ustadz Jay Nur Jaman.
Redy meminta mereka taat beribadah selama di Rutan Salatiga serta memiliki bekal mengaji.
"Saya punya rencana baik, anak-anak di Rutan Salatiga ini saat saya keluar langsung menjadi takmir masjid. Saya tidak galak tapi agak tegas dalam ibadah," ungkap dia.
Ready Agian mengajak para WBP Rutan Salatiga kelak keluar dari Rutan Salatiga mempunyai tanggung jawab dan menjadi santri/ santriwati. Ia berharap, WBP bisa cepat berkumpul dengan keluarga dan tidak melakukan perbuatan tidak baik.
Mantap napi Hartadi, pernah menempati Blok D9 Rutan Salatiga hingga saat keluar melanjutkan hidup menjadi pengusaha singkong dan pusat oleh-oleh terbesar di Jawa Tengah. Dalam kesempatan itu, dia memberikan motivasi mengajak para WBP tidak patah semangat.
"Hidup ini pilihan, mau baik apa buruk. Ini (Rutan Salatiga) tempat yang baik untuk hijrah. Makan saja disediakan, di rumah tidak ada. Di sini bisa semuanya. Setelah dari sini, benar-benar hijrah dan ikuti semua program dengan iklas. Dan benar-benar bekal untuk hidup berikutnya," terang dia.
Sementara, Ustadz Jay Nur Jaman membakar semangat para WBP lewat tausyiah.
Ia beranggapan, para napi/ WBP Rutan Salatiga boleh jadi saat ini dipandang sebelah mata tapi Alloh memandang dengan baik. Saat ini boleh jadi para WBP melakukan dosa, namun bisa saja saat berpulang menjadi khusnul khotimah.
"Di dalam (Rutan Salatiga) bisa beraktivitas lebih baik. Di luar sana belum tentu karena merasa berat untuk menjalankan ibadah, bahkan dicemooh," tandas Ustadz Jay Nur Jaman.
Untuk itu Ustadz Jay Nur Jaman mengajak WBP mensyukuri nikmat Allah SWT karena Maha Rohman, Maha Rohim.
"Mereka yang ada di dalam Rutan Salatiga bukan ujian melainkan plesir. Ini nikmat, tapi tidak cocok dengan nafsu kita," imbuh Nur Jaman.
Rencananya, WBP wajib menjalankan hafalan Al-Quranbminimal 30 Jus. Dalam waktu dekat, para narapidana beragama Islam mengikuti ujian/ sidang dipimpin langsung Kepala Rutan.
- Viral! Tarif Parkir Bus di Kota Lama Capai 100 Ribu, Dishub akan Tindak Tegas
- Anggaran Perbaikan RTLH Kabupaten Batang Turun Drastis
- Jenasah Mantan Wali Kota Imam Sutopo Mendapat Penghormatan Terakhir di Balaikota Solo