Kasus Penembakan Pelajar di Semarang Makin Rumit

Pengamat: Media Harus Sajikan Informasi Berimbang
Ilustrasi
Ilustrasi

Kasus penembakan pelajar di Semarang, terus menuai sorotan. Bahkan, DPR RI pun ikut ambil sikap dalam pengungkapan peristiwa yang menimbulkan sengkarut tersendiri dalam penyelidikannya.


Tak hanya soal beda pandang Kapolrestabes Semarang dengan Bid. Propram Polda Jateng, tapi juga munculnya dugaan intervensi awak media dalam dugaan upaya menutupi kasus ini agar tidak membesar.

Menyikapi permasalahan ini, Pengamat Komunikasi dan Media Universitas Diponegoro (Undip) Dr Adi Nugroho menilai, sejatinya media, khususnya online, sangat berperan penting dalam pengungkapan kasus ini.

Namun ia menyayangkan, jika pada perkembangannya, justru banyak informasi yang disampaikan keluar jalur atau terkesan berlebihan menyoroti di luar isu kasus sebenarnya.

Padahal, diakuinya, tugas media menyampaikan informasi terbaru selama proses pengungkapan, namun bobot edukasi harus diutamakan. 

"Kelemahan media massa zaman sekarang, padahal eranya digitalisasi informasi ternyata masih sama kayak zaman dahulu. Sisi lain pemberitaan banyak, tetapi isi timeline di google sebagian seragam, yang disoroti sama. Arahnya benar menyampaikan informasi terbaru, tetapi jika coba perhatikan, hampir mirip semuanya dari isunya atau isi materinya," ungkap Adi beri penilaian.

Seharusnya, kata Adi, media dapat mengambil berbagai sisi lain belum terungkap sambil selalu menyampaikan untuk mengawal penanganan kasus berjalan sampai selesai.

Selain soal penyajian informasi terbaru, Adi juga menyayangkan, jika, di dalam pemberitaan tentang kasus penembakan pelajar di Semarang ini, media masih belum seimbang untuk menjalankan fungsinya dalam ranah pemberitaan media.

Terutama, dalam penyampaian edukasi dan aspek pemahaman yang mestinya ada, tidak seluruhnya terpenuhi. Hal ini membuktkan jika media massa masa kini di era jurnalistik modern, ternyata tetap menempatkan kepentingan publik sebagai nomor sekian. 

Tak hanya soal sajian berita, Adi juga mengaku menemukan beberapa informasi terbaru di media online yang justru memunculkan kesan menjatuhkan salah satu pihak. Menurutnya, pemberitaan semacam itu rawan menyulut amarah pembaca. 

Dengan situasi disaat sekarang ini, Adi menyoroti, hal itu berbahaya khawatir terjadi kesalahan pemahaman pembaca memaknai suatu informasi. 

"Lha namanya media harusnya sekedar menjadi penyampai informasi. Sayangnya, beberapa hari ini ya, pemberitaan yang muncul kelihatan sengaja dibuat memancing kayak ada maksud tertentu,” ujarnya.

“Melihat isinya juga kelihatan, sengaja seperti ingin menjatuhkan salah satu pihak tertentu. Media kan seharusnya menyampaikan informasi bukan opini yang malah dapat memunculkan masalah lain, kesannya menyindir pihak-pihak terkait," tandas Dr Adi Nugroho.